Beberapa pekan terakhir jagad sepak bola disibukkan dengan wacana tentang niat Lionel Messi hengkang dari Barcelona. Ini menjadi isu besar, bukan semata-mata karena faktor kebintangan Messi, tetapi soal karir dan hubungan dari peraih terbanyak Baloon D'or ini dengan Barca.
Perihal pemain bintang pindah klub bukanlah wajah baru di dunia sepak bola. Sejauh ada tawaran dan harga cocok, seorang pemain bintang bisa angkat kaki dan pergi ke klub berbeda. Andaikata Messi pindah klub, hemat saya, hal itu wajar jika menimbang statusnya sebagai pemain bintang yang mau mencoba dunia dan pengalaman baru.
Niat perpindahan Messi juga menjadi hangat diperbicangkan bila mengingat relasi dan statusnya bersama Barcelona. Tidak gampang berelasi dengan sebuah klub selama lebih dari 20 tahun. Pastinya, klub itu bukan sekadar tempat berkarir, tetapi rumah yang memberikan rasa aman dan nyaman.Â
Lebih jauh, sinar kebintangan Messi terbentuk semenjak berseragam Barca. Makanya, banyak orang yang berspekulasi bagaimana penampilan seorang Messi bila berseragam tim lain dan bermain di liga yang berbeda.Â
Apalagi selama karirnya di Barca, Messi menunjukkan penampilan gemilang dan menghadirkan banyak prestasi. Alhasil, Messi seolah menjadi anak emas di Camp Nou. Sangat sulit dan jarang orang mengritik Messi bila Barca bermain buruk.
Terbukti pada kekalahan besar di Liga Champions dari Bayern Munchen (2-8). Sedikit orang mempersalahkan Messi atas kekalahan tersebut. Yang menjadi korban kritikan malah adalah para pemain lain, termasuk teman karibnya di Barca, Luis Suarez. Tumbalnya, beberapa pemain harus angkat koper dari Camp Nou. Sementara Messi tetap dianggap sebagai bagian yang sangat penting dari klub.
Dengan ini, Messi sudah mendapat tempat tak terpisahkan dari hati fans Barcelona. Sinar kebintangannya di Barca tidak diragukan lagi. Boleh jadi, salah satu tempat dan titik strategis di Barca akan dinamai setelah nama pemain asal Argentina. Misalnya, menggantikan Camp Nou dengan Lionel Messi.
Bagi Messi, Barca bukan sekadar klub, tetapi sudah menjadi rumah bagi pemain yang berkaki kidal ini. Namanya rumah, pasti ada keterikatan batin antara pemain dengan orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut. Makanya, sangat sulit bagi seseorang pergi dari sebuah rumah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rumah.
Messi sendiri mengakui situasi yang cukup sulit ketika dia memilih untuk hengkang. Melansir berita dari Daily Mail. Com (5/9/20), Messi sendiri mengakui bahwa anggota keluarganya tidak rela dia pergi dari Barca. Bahkan ketiga anaknya menangis karena mereka tidak mau pindah rumah dan sekolah.
Drama tentang Messi pun berakhir. Messi menyatakan tetap bertahan di Camp Nou.
Suara Messi yang menyatakan tetap bertahan di Camp Nou menepis pelbagai rumor pada beberapa pekan terakhir. Pada akhirnya Messi memilih untuk tetap bertahan di Camp Nou, karena dia melihat Barca sebagai sebuah rumah dan bukan sekadar klub.
Terlebih lagi, apabila dia pindah dengan melawan klausul yang telah ditetapkan, Messi akan berhadapan dengan Barca di pengadilan.
Rasanya tidak menyenangkan berhadapan dengan klub yang membesarkan dirinya di pengadilan. Setelah 20 tahun lebih bersama dengan klub itu, Messi harus berhadapan dengan mereka lewat jalur hukum di pengadilan. Tentunya, perpisahan ini akan menjadi begitu tragis.
Hal itu bukan hanya memengaruhi sosok Messi di Camp Nou, tetapi juga citra klub juga bisa terpengaruh. Relasi di antara kedua belah pihak menjadi hambar.
Messi adalah seorang bintang. Siapa pun klub pasti menginginkan servis dari pemain bernomor punggung 10 ini. Memiliki Messi di dalam tim bisa memberikan nilai plus.
Mungkin hal ini yang ini dipikirkan Man City yang begitu ngotot untuk mendatangkan Messi. Paling tidak, kebuntuan Man City di Liga Champions bisa terpecahkan dengan kehadiran Messi. Namun, harapan itu pupus bersama dengan pernyataan sang bintang untuk bertahan.
Messi tunduk pada klub yang telah membesarkannya. Pada titik ini, dia menyadari bahwa klub adalah sebuah rumah yang tidak boleh dirusaki. Meski berseberangan dengan manajemen, Messi tetap yakin untuk memberikan yang terbaik bagi klub yang telah berjasa kepadanya. Toh, manajemen itu sendiri juga lebih besar dari klub Barcelona.
Dengan kata lain, kesediaan Messi untuk tinggal di Barca bukan untuk menyenangkan manajemen, tetapi dia mengedepankan klub itu sendiri, Barcelona. Sebagai sebuah klub, Barcelona lebih besar dari kekuasaan manajemen dan bahkan kebintangan Messi sendiri.
Messi akan memulai petualangan baru di bawah kendali Ronald Koeman. Tentunya, Koeman berharap agar sinar kebintangan Messi tidak redup di bawah kendalinya. Toh, mereka berdua hanyalah alat klub untuk terus membesarkan nama klub di jagad sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H