Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Singgung Zona Nyaman, Politik Dinasti Juga Bisa Terjebak di Zona Nyaman

24 Agustus 2020   16:19 Diperbarui: 24 Agustus 2020   16:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujung-ujungnya, ruang berpolitik menjadi terbatas. Hanya keluarga tertentu yang bisa duduk di posisi strategis. Hanya mereka saja yang boleh menggantikan posisi tertentu andaikata masa kerja salah satu anggota keluarga berakhir.

Zona nyaman yang terbentuk oleh politik dinasti bisa memberikan iklim yang tidak sehat dalam dunia politik. Tidak semua orang bisa menunjukkan kemampuan berpolitiknya karena itu sudah dibatasi oleh keluarga tertentu.

Zona nyaman di dunia politik ini, seperti dampak politik dinasti bisa menjadi salah satu hambatan besar di era reformasi. Padahal, kelahiran era reformasi merupakan upaya untuk meruntuhkan kekuasaan Soeharto dan kroni-kroninya. Dengan ini, sekiranya ada iklim politik yang sehat. Dalam mana, setiap orang berpeluang untuk berpolitik secara bebas tanpa tekanan dan tanpa terbatas pada kelompok dan keluarga tertentu.

Akan tetapi, ide reformasi akan berbenturan dengan politik dinasti. Politik dinasti bisa melapangkan peluang orang-orang tertentu saja di dunia politik tetapi menutup pintu bagi pihak lain.

Dengan kata lain, politik dinasti bisa menjadi antitesis dari upaya masa lalu untuk meruntuhkan kekuasaan orde baru yang lebih dikuasai oleh keluarga Soeharto.  

Maka dari itu, kontrol ketat sangatlah perlu. Kontrol itu bermula dari masyarakat. Masyarakat mesti melek dalam memilih. Toh, nasib rakyat sendiri ada di tangan rakyat sendiri. Mereka yang memilih pemipin yang tepat sekaligus menentukan arah kehidupan politik mereka.  

Sejatinya, memilih seorang pemimpin bukan karena nama yang tersanding pada seorang kandidat dan ikatan keluarga yang dimiliki, tetapi memilih seseorang karena kualitas yang ditunjukkan oleh pemimpin tersebut. Bila hal ini dijalankan, zona nyaman di bidang politik akan sulit tercipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun