Minggu lalu, seorang ibu mendekati saya. Dengan agak ragu dia mengatakan bahwa dia ingin meminjam sejumlah uang.
Persoalannya, ibu ini sering meminjam uang pada sejumlah orang. Tetapi dia tidak pernah membayarnya. Mengetahui karakter ibu itu, saya pun tidak memberikan pinjaman kepadanya. Saya hanya memberikan sejumlah uang sebagai bagian untuk membantunya.
Daripada sakit hati karena mendapat harapan semu, lebih baik saya memberikan sejumlah uang yang bisa saya beri. Dengan memberikan, ibu itu tidak akan berjanji atau juga kita tinggal dalam harapan semu menanti pengembalian dari pinjamannya itu.
Selain uang, kita juga kerap meminjam barang-barang tertentu. Tidak masalah jika pinjaman itu hanya untuk sementara waktu. Saat kita sudah memanfaatkan barang itu, kita  seyogianya mengembalikan kepada pemiliknya.
Perihal meminjam juga perihal kepercayaan. Hemat saya, orang akan gampang memberikan barangnya untuk dipinjamkan jika kita bertanggung jawab dalam menggunakan barang pinjaman itu dan juga mengembalikannya dalam kondisi baik.
Andaikata ada persoalan yang terjadi pada barang yang dipinjamkan, sangat perlu untuk dijelaskan. Bukan lari dari tanggung jawab atas apa yang terjadi. Bahkan, perlu ada niat untuk membetulkan barang yang tidak beres agar pemilik tidak kecewa dan marah dengan apa yang terjadi. Â Â
Tanggung jawab itu bisa menjadi garansi untuk mendapatkan kesempatan berikutnya apabila kita meminjamkan barang tertentu kepada orang yang sama. Akan tetapi, ketidakbertanggungjawaban akan menyebabkan kehilangan kepercayaan pada diri pemilik. Saya yakin jika kita datang meminjam barangnya lagi, dia pasti tidak akan memberikannya lagi.
Soal meminjam bukan sekadar soal meminta dan memberikan sebuah barang. Di balik ini, ada kepercayaan antara kedua belah pihak dan tuntutan tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan tersebut.
Dengan kata lain, kalau kita meminjam barang orang lain, kita bertanggung jawab dengan mengembalikan barangnya dalam kondisi baik. Dengan ini, kita membuka peluang untuk meminjam barang-barang tertentu andaikata kita kembali membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H