Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Filipina, Anak Perempuan Jadi Wali Kota Gantikan Ayahnya yang Jadi Presiden

21 Juli 2020   08:43 Diperbarui: 21 Juli 2020   08:44 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedisiplinan itu menyata lewat upayanya menjadikan kotanya sebagai kota bebas obat-obat terlarang. Catatan positif ini menjadikan Presiden yang terlahir di tahun 1945 ini terpilih dan menyingkirkan saingan-saingan lain dari level nasional.

Presiden Duterte naik ke level nasional. Beberapa anaknya juga ikut dalam dunia politik.

Sewaktu Presiden Duterte naik tangga Presiden, puterinya Sara Duterte juga terpilih sebagai walikota Davao. Jadinya, ayah yang walikota naik kursi presiden, dan anak mengisi kursi kosong walikota.

Anak perempuan dari Presiden Duterte bukanlah figur asing di dunia politik. Dia sudah familiar dengan kehidupan politik di kota Davao.  

Menariknya lagi, salah seorang anak laki-laki dari Presiden Duterte yang sekaligus saudara dari walikota terpilih sebagai wakil walikota di kota yang sama. Jadinya, ayah jadi presiden, sementara anak-anak menjabat walikota dan wakil walikota. Satu keluarga menduduki satu kota yang sama.

Keterpilihan dalam sebuah kontestasi selalu erat kaitannya dengan kepercayaan dari pemilih. Boleh saja, kekuasaan keluarga Presiden Duterte yang terjadi dalam satu kota yang sama terlahir karena kepercayaan masyarakat. Kepercayaan itu hadir karena performa keluarga ini dalam memimpin dan membangun kehidupan bersama.  

Persoalannya jika politik dinasti itu terbangun demi melanggengkan kepentingan keluarga semata. Seseorang yang tidak berkompeten sama sekali di dunia politik seolah dipaksakan untuk masuk ke dunia politik guna memenuhi ambisi keluarga semata.

Tidak masalah jika keluarga juga menghadirkan sosok-sosok yang berkualitas untuk terjun dunia politik. Mereka menunjukkan diri sebagai pemimpin politis yang berkualitas dan bisa menjawabi kebutuhan masyarakat. Bukannya sekadar hadir untuk menggenapi kepentingan keluarga.

Toh, berpolitik untuk sebuah keluarga juga demi nama baik keluarga itu sendiri. Saat tampil baik sebagai pemimpin politis dalam kehidupan bermasyarakat, rakyat pun akan semakin menaruh rasa respek dan percaya pada performa yang ditampilkan keluarga tersebut.

Politik dinasti memang sangat rumit. Salah sebab kerumitannya adalah mendeteksi intensi mendasar di balik keterlibatan keluarga tersebut. Kalau intensi mendasarnya untuk kebaikan rakyat, hal itu bisa diterima. Tetapi kalau intensi mendasar untuk kepentingan keluarga semata, hal itu bisa menjadi tantangan dan bahaya bagi keluarga itu sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun