Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemainnya Bertengkar, Jose Mourinho Malah Memberikan Pujian

7 Juli 2020   16:51 Diperbarui: 7 Juli 2020   16:52 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Mourinho, pelatih Tottenham Hotspur dan insiden perkelahian pemain Hotspur. Sumber foto: Getty Images via Goal.com

Laku Jose Mourinho sebagai seorang manajer sepak bola selalu menarik perhatian peminat sepak bola. Aksinya di pinggir lapangan dan komentarnya kerap membangkitkan banyak reaksi.

Satu hal yang jelas dari Mou adalah upayanya untuk selalu melindungi para pemainnya. Salah satu contohnya adalah aksi pertengkaran antara dua pemain senior di timnya.

Pertengkaran itu terjadi dalam laga kontra Everton. Adalah Hugo Lloris dan Heung-min Son nampak berdebat di jedah setelah babak pertama pertandingan.

Pertengkaran itu dilerai oleh rekan setim, Giovani Lo Celso dan harry Winks. Pertengkaran ini bermula dari sang kiper yang melakukan konfrontasi kepada Son. Tidak terima dengan itu, Son juga bereaksi. Bisa jadi, konfrontasi Lloris melukai hati pemain Korea Selatan itu.

Selepas laga, Lloris mengakui jika kemarahannya bermula dari penampilan rekan setimnya. Terlebih para pemain di barisan depan. Padahal, pada babak pertama Tottenham sementara unggul satu gol. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Tottenham (1-0).

Bukannya, kecewa dengan situasi yang terjadi pada pemainnya ini, Mou malah melihat situasi sebagai sesuatu yang indah. "Beautiful."

Tentunya, sulit memahami perkataan Mou ini. Saya sendiri bingung. Pertengkaran antara pemain, apalagi terjadi dalam pertandingan itu sendiri, hanya bisa menyebabkan batu sandungan bagi penampilan tim. Hanya Mou yang tahu apa intensi di balik maksud perkataannya itu.

Mou sendiri hanya menjelaskan situasi yang terjadi. Melansir Goal com (6/7/20) Mou menilai jika peristiwa itu juga bermula dari dirinya sendiri. Sikap keras dan pikiran kritisnya kepada anak asuhnya melahirkan tekanan tertentu kepada mereka di lapangan hijau.

Dia menilai jika situasi yang terjadi pada jeda pertandingan itu merupakan situasi yang luar biasa. Bahkan dia mengakui jika setiap orang di tim menyukai Son. Son adalah seorang pemain yang berorientasi tim.

Bagaimana pun, sebagai kapten tim, Lloris mengharapakan penampilan lebih bagi rekan timnya. Namun, harapan Lloris itu terekspresi dengan cara yang kurang menyenangkan. Alhasil, pertengkaran antara keduanya tak bisa dihindarkan.

Lebih jauh, Mou melihat pertengkaran itu sebagai bagian dari tim. Setiap pemain mempunyai tuntutan di antara satu sama lain. Karenanya, setiap orang harus mempunyai kepribadian yang kuat berhadapan dengan tuntutan yang terjadi di lapangan hijau.

Bahkan Mou menilai situasi yang terjadi pada jeda setelah babak pertama sebagai fondasi untuk menguatkan penampilan tim. Melansir the Guardian.com (6/7/20), Mou bahkan mengatakan bahwa pertengkaran itu menunjukkan jika anak-anak asuhnya siap untuk bertumbuh.

Hanya, Mou menyesalkan tentang tempat dan situasi pertengkaran itu. Di depan publik. Seharusnya, itu terjadi di ruang ganti.

Reaksi Mou terbilang menarik. Pastinya, sebagai seorang pelatih dia ingin mengendalikan situasi yang sedang terjadi. Pertengkaran tidak boleh menjadi sumber perpecahan di tim. Para pemain mesti didaimakan agar tidak berujung pada stabilitas tim.

Selain itu, Mou juga benar. Pertengkaran juga bisa disebabkan oleh tekanan yang ada di pundak para pemain. Saat ini, Tottenham berada di peringkat ke-8. Tertinggal 5 laga di Liga Inggris.

Dari empat pertandingan selepas jeda karena pandemi korona, Tottenham hanya menang dua kali. Jarak dari zona liga champions 10 poin. Terbilang jauh bila menimbang laga-laga tersisa.

Terlebih lagi, tim-tim yang berada di papan tengah seperti MU, Chelsea, Leicester, Wolves terlihat tampil konsisten. Dengan ini, terlihat rumit bagi Tottenham untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions pada musim depan.

Situasi seperti ini mungkin mengecewakan. Tottenham tidak bisa mengulangi prestasi beberapa musim terakhir, yang mana selalu terlibat di Liga Champions. Menimbang posisi saat ini, belum tentun juga Tottenham bermain di kompetesi piala Eropa.

Barangkali situasi seperti ini yang menyebabkan para pemain berada dalam tekanan. Tekanan untuk tampil konsisten. Tekanan untuk memenangkan setiap laga tersisa sembari berharap agar tim-tim yang berada di atasnya terpeleset.

Jose Mourinho mempunyai caranya tersendiri dalam menjaga tim. Pertengkaran anak asuhnya tidak terlalu diperdebatkan. Mou berupaya menilai dari kaca mata yang positif.

Karakter seperti ini bisa menjadi langkah untuk mendamaikan para pemain. Toh, pertengkaran antara pemain dan bahkan antara pemain dan pelatih kerap terjadi. Yang paling penting adalah adanya upaya untuk menetralisir pertengkaran itu.

Mou menetralisir pertengkaran itu dengan memberikan feedback yang positif. Para pemain yang terlibat pertengkaran tidak dikucilkan. Malah, dia melihat itu sebagai bagian dari kerja tim.

Salute Mou!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun