Hemat saya, kalau ini terjadi, terlihat jika Jokowi tetap memimpin karena beban tertentu. Padahal, slogan yang mencuat di awal periode pemerintahannya adalah memimpin tanpa beban. Pasalnya, periode ini adalah terakhir bagi Jokowi di tampuk kursi presiden.
Memimpin tanpa beban ini melingkupi keberanian untuk melepaskan diri dari kontrol kepentingan partai. Toh, kalau terjadi pergantian, menteri-menteri diganti karena performa mereka. Kualitas mereka tidak menjawabi persoalan yang sementara terjadi.
Maka dengan ini, pemerintahan Jokowi perlu mencari orang-orang yang berkualitas. Mencari sosok-sosok yang bisa memberikan solusi. Kualitas bukan sekadar nama besar. Tetapi seseorang yang betul-betul menjawabi kebutuhan dan persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
Tidak masalah jika dipilih dari partai politik. Asalkan sosok yang diusulkan benar-benar menjawabi tuntutan persoalan yang terjadi.
Persoalannya, jika sosok yang diberikan hanya untuk memenuhi ambisi partai agar mendapat kekuasaan di pemerintahan. Bukan saja pemerintahan Jokowi yang akan tercoreng, tetapi ini juga bisa menjadi batu sandungan bagi rakyat. Dengan ini pula, Jokowi melangkahi pesannya memimpin tanpa beban di periode ke-2 ini.
Hemat saya, reshuffle berdampak jika perubahan kabinet dibarengi dengan pergantian sosok-sosok yang berkualitas. Kemampuan dan keahlian mereka seyogianya menjawabi persoalan yang terjadi.
Siapa saja boleh terpilih, entah kalangan profesional maupun dari partai, tetapi mereka bisa menggenjot performa kabinet. Pendeknya, Jokowi perlu memilih orang-orang yang betul-betul kompeten untuk menjawab persoalan yang sementara terjadi.
Kalau tidak, hal yang sama terjadi: ujung-ujungnya kemarahan yang sama bisa saja terjadi lagi di masa mendatang.
Jadi, agar kemarahan yang sama tidak terjadi, Jokowi perlu berjalan pada pernyataan dulu, yakni memimpin tanpa beban. Memimpin tanpa beban itu menyata dengan mengganti sosok-sosok yang tidak berperforma baik dan memilih sosok-sosok yang berkualitas. Bahkan pilihan itu juga tidak terikat kepentingan politik dan golongan tertentu.
Pada situasi ini pula, rakyat juga membutuhkan orang-orang yang tepat dan bukannya orang-orang yang cenderung lekat kepentingan. Toh, tujuan utama mereka duduk dan menjabat adalah demi kepetingan rakyat pada umumnya.
Salam