Rekam jejak pemain atau pelatih bersaudara di kancah sepak bola bukanlah wajah baru. Yang kerap membedakan adalah performa di antara mereka. Ada yang tampil gemilang, sementara ada pula yang tampil biasa-biasa saja.
Adalah Filipo Inzaghi (46 tahun) dan Simone Inzaghi (44 tahun). Duo Inzaghi bersaudara dan berdarah Italia. Keduanya sempat menjadi pemain yang menghiasi dunia sepak bola di tahun 90-an. Perbedaannya, pada performa mereka di lapangan hijau.
Sewaktu masih aktif bermain, keduanya mempunyai jalan hidup yang berbeda. Secara umum, Filipo menuliskan banyak namanya dengan pelbagai gelar bersama AC Milan (2001-12). Filipo pernah juga berseragama Juventus (1997-2001).
Karena ini, dalam karir sebagai pemain profesional, popularitas Filipo berada di atas Simone. Malah, kalau berbicara tentang Inzaghi, orang hanya berpikir tentang Filipo.
Filipo Inzaghi menjadi salah satu andalan penting dan legenda hidup AC Milan. Sebagai seorang striker, Inzaghi menjadi pembunuh berdarah dingin di depan gawang lawan. Tidak terlalu menunjukkan teknik dan skill berkelas, tetapi sangat tahu menempatkan diri dalam menjebol gawang lawan.
Simone sendiri tidak terlalu mencolok seperti Filipo. Lebih banyak berganti klub sewaktu masih aktif bermain. Yang paling lama saat berseragam Lazio (1999-2010).Â
Setelah dari Lazio, Simone dipinjamkan di beberapa klub hingga pensiun dari sepak bola. Juga, ditimnas Italia, Simone tidak terlalu berperan. Hanya tiga kali bermain untuk timnas Italia.
Bandingkan Filipo yang bermain untuk timnas 57 laga dengan mencetak 25 gol. Bahkan Filipo menjadi salah satu pahlawan Italia saat meraih Piala Dunia 2006 di Jerman.
Selepas gantung sepatu, kedua bersaudara naik level. Menjadi pelatih sepak bola. Sejauh ini, keduanya aktif sebagai pelatih sepak bola di Italia.
Saat ini Filipo Inzaghi melatih Benevento. Klub Benevento sementara ini bekiprah di Serie B.
Musim ini terasa spesial bagi Filipo. Dia berhasil membawa tim ini ke serie A Italia musim ini. Pencapaian ini tidak lepas dari performa tim Benevento di lapangan hijau.
Dari 31 laga, Benevento berhasil meraih kemenangan 23 laga dan 1 kali kalah. Karena ini, Benevento unggul 24 poin dari Crotone dan Cittadella yang berada di peringkat ke-2 dan ke-3.
Benevento sendiri pernah berkiprah di Serie A. Tiga tahun lalu. Tetapi penampilan tim ini musim itu kurang memuaskan. 14 laga pertama berakhir dengan kekalahan. Akibatnya, di akhir musim Benevento kembali turun kasta.
Filipo Inzaghi datang setahun lalu di Benevento. Dengan Filipo, Benevento menunjukkan performa yang menawan hingga berakhir sebagai juara klasemen. Menariknya, Benevento mengunci juara klasemen di saat masih ada 7 laga tersisa dari kompetesi ini. Â
Filipo akan kembali ke Serie A. Memang, bukan pengalaman baru bagi Filipo berkiprah di Serie A. Dia pernah melatih AC Milan (2013-14), Venezia (2016-18) dan Bologna (2018-19) tetapi performanya sebagai pelatih kurang menjanjikan.
Musim depan, dia membawa pendatang baru di Serie A. Ini bisa menjadi kesempatan Filipo untuk menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pelatih yang perlu diperhitungkan di Serie A.
Filipo akan datang. Sementara, sang saudara, Simone yang melatih Lazio tampil agak kinclong di Serie A pada musim ini. Simeone berhasil mengangkat performa Lazio. Apa pun yang terjadi pada Lazio pada musim ini, Simone pastinya tetap bertahan bersam tim Biru Langit tersebut.
Sejauh ini, Lazio duduk di peringkat kedua klasemen sementara Liga Italia. Bahkan, Lazio menjadi pesaing terkuat untuk mengganggu kedigdayaan Juventus musim ini.
Dari sisi kepelatihan, Simone mempunyai rekam jejak yang agak baik dari Filipo. Paling tidak, Simone tampil konsisten bersama Lazio.
Mengawali karirnya dari akademi Lazio, Simone berhasil naik menjadi pelatih utama tim senior Lazio. Ini bisa berarti jika klub menyadari potensi Simone. Sebaliknya, Filipo sudah berganti tim sejak berkarir sebagai pelatih.
Kembalinya Filipo ke Seria Italia akan sangat menarik. Dua bersaudara bisa kembali beradu teknik di lapangan hijau jika Lazio bertemu dengan Benevento di lapangan hijau. Tentunya, relasi darah akan diabaikan. Yang paling penting adalah penampilan tim.
Untuk konteks pelatih, Simone untuk sementara berada di atas Inzaghi. Pasalnya, Simone berhasil membangun Lazio sebagai tim yang ditakuti di Serie A pada musim ini. Konsistensinya sebagai manajer Lazio menjadi salah satu bukti jika Simone mempunyai peran tersendiri bagi Lazio di Serie A.
Bermaterikan pemain-pemain yang biasa-biasa saja, Simeone berhasil membangun tim yang menjadi batu sandungan bagi tim-tim besar di Liga Italia.
Kembalinya Filipo menjadi momen yang perlu dinantikan oleh para pencinta sepak bola. Kalau di tahun 90-an kita disugukan oleh penampilan mereka sebagai pemain, musim depan kita disugukan oleh dua bersaudara ini.
Simone sementara menuliskan karirnya sebagai pelatih hebat di Liga Italia. Sementara, saudaranya sementara mencari tempat sebagai manajer yang perlu diperhitungkan di dunia sepak bola. Filipo akan hadir bersama tim promosi dan akan berpeluang berhadapan dengan Lazio, tim yang dilatih sang saudara, Simone.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H