Selepas pembicaraan itu, saya sendiri merasa lelah dan agak pusing. Ternyata, teman yang biasanya periang ini mempunyai persoalan yang begitu berat. Teman yang biasanya suka berkelakar ini juga menyimpan perasaan negatif kepada sesama.
Karena ini, saya merasa tidak nyaman. Kopi menjadi teman untuk menenangkan diri. Ternyata, pandangan negatif teman ini ikut mempengaruhi pikiran saya.
Bukan sekali ini saja, saya terjebak pada pembicaraan dengan teman-teman lainnya. Ada pembicaraan yang kadang di luar pikiran saya. Bahkan karena persoalan orang lain, kita menjadi sadar jika ada orang yang mempunyai masalah lebih besar dari apa yang kita miliki. Setelah mendengarkan pembicaraan itu, kepala menjadi berat. Seperti migran.
Letak persoalannya karena begitu menyerapi persoalan yang terjadi. Selain itu, ini terjadi karena ada upaya untuk menyerapi setiap persoalan dari pembicara. Namun, dampaknya pada keadaan diri sendiri.
Mendengarkan itu bukan soal disposisi diri untuk mendengar dengan baik. Ini juga melibatkan kesiapan hati untuk mengolah persoalan orang lain dengan baik. Tujurannya, agar kita tidak terlalu lama terpendam di dalam pusaran energi negatif.
Gobin Dd
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H