Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Protokol Kesehatan di Pusat Perbelanjaan dari Dokter Reisa dan Pengalaman Pagi Ini

23 Juni 2020   09:50 Diperbarui: 23 Juni 2020   09:46 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi di Mall. Sumber foto: Reuters/Willy Kurniawan via The Jakarta Post.com

Cara presentasi yang disampaikan Dokter Reisa serupa dengan seorang presenter TV. Percaya diri memberikan informasi tentang perkembangan pandemi Covid-19 di tanah air.

Melansir salah satu berita dari Kompas TV.com (23/6/2020), Dokter Reisa memberikan tips agar menghindari penyebaran virus korona saat berada di mal. Hal di sampaikan dalam konfrensi pers di BNPB pada 22 Juni 2020 kemarin.

Seperti yang dilansir dari Kompas TV, Dokter Reisa sangat menekankan pentingnya bagi masyarakat, baik itu pengelola dan pengunjung mall untuk mengikuti protokol kesehatan a la new normal.  

"Dokter Reisa mengatakan penting bagi pengelola, maupun pengunjung pusat perbelanjaan adalah mulai dari pembatasan jumlah pengunjung, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di semua pintu masuk pusat pembelanjaan dan aturan mengenai jam operasional, jam buka dan tutupnya mal" (Kompas TV. 23/6/2020).

Akankah masyarakat sungguh-sungguh patuh mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan di mall?

Soal kepatuhan pada protokol kesehatan, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan jika secara umum masyarakat "belum optimal" menjalankan protokol kesehatan. Hal ini ditunjukkan lewat penambahan kasus baru setiap hari (Kompas.com 23/6/2020).

Pernyataan Achmad Yurianto mempunyai poin kebenarannya. Protokol kesehatan yang diminta oleh pemerintah belum sepenuhnya ditanggapi secara positif oleh masyarakat.

Kita juga bisa melihat jika menjalankan protokol kesehatan di masa new normal bukanlah perkara gampang. Hal ini menjadi rumit karena masyarakat tidak biasa dengan protokol new normal.

Selain itu, masyarakat umumnya barangkali masih nyaman dan terbiasa dengan pola hidup yang lama. Bertolak ke pola hidup baru acap kali membutuhkan waktu. Dalam mana, seseorang perlu menyesuaikan diri. Dalam proses penyesuaian diri ini, ada proses pembelajaran yang melibatkan kegagalan dan keberhasilan tertentu.

Sama halnya dengan penerapan protokol new normal di mall. Bisa saja kesulitan juga akan dihadapi dalam penerapan protokol kesehatan di mall bila menimbang mentalitas masyarakat secara umum.

Penerapan protokol kesehatan di masa new normal juga terjadi di Filipina. Kenyataan menunjukkan jika hidup terus berjalan, termasuk di sektor ekonomi sambil berwasdapa pada penyebaran korona. Untuk itu, protokol kesehatan a la new normal diterapkan. Mengikuti protokol menjadi jaminan di balik aktivitas rutin selama protokol new normal.

Namun, di balik itu agar mewujudkan kepatuhan pada protokol kesehatan bukanlah perkara gampang. Masyarakat juga butuh waktu menyesuaikan diri, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungan di mana protokol new normal itu diterapkan.

Pagi ini, pukul 08.00 pagi waktu Filipina, saya dan dua orang teman pergi ke sebuah supermarket. Kami pergi lebih awal agar menghindari antrian panjang.

Kalau tidak pergi awal, antrian bisa panjang di depan supermarket tersebut. Memang sudah ada pengaturan bagi antrian, tetapi antrian kadang membuat diri menjadi bosan. Bahkan antrian juga memungkinkan keramaian jika pengaturannya tidak terarah.

Setiba di depan super market tersebut, antrian pengunjung belum ada. Kursi-kursi untuk pengantri masih kosong. Kelihatannya, kami menjadi orang pertama yang mengunjungi supermarket itu. Setelah beberapa menit, beberapa pengunjung berdatangan. Situasi menjadi ramai.

Di depan pintu, kami mendaftarkan nama kami, nomor handphone, dan alamat tempat tinggal. Boleh jadi ini bertujuan untuk memudahkan pelacakan (contact tracing) jika terjadi penemuan kasus di mall tersebut. Atau juga jika ada pasien yang kebetulan pergi ke mall itu pada hari yang sama dengan kunjungan kami.

Selain itu, suhu badan dicheck dan kemudian satpam menyemprotkan alkohol ke tangan kami. Setelah itu, kami diperbolehkan masuk ke dalam supermarket tersebut.

Supermarketnya tidak terlalu besar. Kalau lebih dari 30-an orang, suasana supermarket itu bisa ramai dan protokol kesehatan a la new normal bisa tidak berlaku. 

Misalnya, soal physical distancing. Kadang kala, dua sampai tiga orang membutuhkan barang yang ditempatkan di rak yang sama. Karena ini, kedekatan antara satu dengan yang lain tidak bisa dielak.

Di dalam mall itu, secara umum setiap orang baik itu pengunjung, pegawai, dan pengelolah mengikuti protokol new normal. Mengenakan masker, tetapi agak sulit mengatur jarak saat bertemu di lorong rak-rak penempatan barang-barang. Ukuran lorongnya tidak terlalu lebar.  

Walau demikian, masih ada saja yang tidak mengenakan masker seturut protokol kesehatan. Barangkali, mereka merasa panas dan tidak nyaman mengenakan masker dalam jangka waktu yang lama sehingga mereka menurunkan masker ke bagian leher mereka.

Tidak terlepas dari pengalaman ini, saya juga membayangkan bagaimana protokol new normal akan diberlakukan di tempat perbelanjaan di tanah air. Keberhasilan dalam menjalankan aturan dan protokol kesehatan a la new normal sangat bergantung pada kesadaran masyarakat pada manfaat protokol itu bagi diri sendiri dan orang lain.

Dengan kata lain, protokol kesehatan itu tidak dilihat sebagai beban. Tetapi itu merupakan cara hidup baru yang mesti dijalankan sebagai hal yang normal.

Tips yang disampaikan oleh Dokter Raisa sangat penting untuk dipatuhi. Tips-tips itu adalah cara kita melindungi diri dari keterjangktan virus korona. Juga, tips-tips itu adalah cara hidup baru yang seharusnya dijalankan saat berada di tempat publik, seperti tempat perbelanjaan.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun