Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Berpakaian Kaum Perempuan Bukan Penyebab Aksi Asusila!

16 Juni 2020   07:55 Diperbarui: 16 Juni 2020   08:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara berpakaian kaum perempuan. Sumber foto: WawShack.com

Lantas, benarkah pakaian perempuan menjadi sebab perbuatan asusila?

Hemat saya, ini sebenarnya bergantung pada karakter laki-laki. Pada saat seorang laki-laki melihat perempuan sebagai obyek pemuas kepuasan sexualnya, pada saat itu pula aksi tidak senonoh bisa dilakukan.

Terbukti, aksi asusila terjadi tidak hanya terjadi pada perempuan berpakaian sexy, tetapi ini juga terjadi kaum perempuan yang berpakaian sopan. Ini berarti bahwa perilaku asusila terlahir dari kepribadian, cara pandang dan pemahaman seorang laki-laki.

Menilai perempuan sebagai obyek semata bisa mengkotakkan perempuan sebagai sosok pemuas aksi sexual. Karena ini, aksi asusila bisa saja terjadi tanpa peduli bagaimana mereka berpakaian.

Tetapi jika melihat perempuan sebagaimana adanya mereka tanpa terikat pada keinginan tertentu, aksi senonoh bisa dihindari. Ini terbukti lewat beberapa situasi yang saya lihat. Seorang perempuan mengenakan pakaian yang menonjolkan sisi-sisi tubuhnya, tetapi orang tidak begitu peduli. Biasa-biasa saja.  

Selain itu, kita perlu membangun pikiran positif pada apa yang dikenakan oleh kaum hawa. Tidak perlu cepat melihat kaum hawa dari cara berpakaian.

Pasalnya, cara berpakaian juga bisa menunjukkan karakter mereka. Dalam mana, perlu tertanam dalam pikiran jika kaum perempuan berpakaian bukan bertujuan untuk "menggoda" dan "membangkitkan" keinginan jahat. Mereka berpakaian untuk menunjukkan sisi lain dari jati diri mereka.

Tentunya, pikiran ini bisa diterima jika kita terbentuk pada budaya dan pola hidup yang terbuka (open minded). Dalam mana, budaya yang tidak semata-mata mengukur karakter seorang perempuan dari pakaian yang dikenakan.

Perbuatan asusila kadang kali terlahir dari pola pikir tertentu. Salah satunya, melihat dan memandang kaum perempuan sebagai obyek semata, termasuk menyempitkan karakter kaum perempuan dari cara berpakaian.

Pola pikir mesti dirombak. Menghargai kaum perempuan sebagaimana adanya mereka. Hal ini juga melingkupi respek pada cara berpakaian mereka.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun