Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sistem Radiogram, Dulu Pernah Diminati dan Masih Berlaku di Filipina

7 Juni 2020   20:45 Diperbarui: 7 Juni 2020   20:43 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang radio. Sumber foto: sammysandra. com

Di saat phone belum menjamur seperti saat ini, radio menjadi salah satu pilihan alat berkomunikasi. Bahkan ini menjadi satu-satunya pilihan agar bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berada di tempat jauh.

Misalnya, konteks tahun 1990-an di Manggarai. Hand Phone belum ada. Pilihan berkomunikasi bisa lewat surat atau juga lewat radio.

Prihal mengirim surat, saya masih melewati masa-masa di mana saya harus menulis surat kepada orangtua. Ini terjadi sewaktu berada di bangku SMP dan SMA.

Saya masih ingat sewaktu berada di kelas 1 SMP di tahun 1996-97. Tinggal di sekolah berasrama. Jauh dari orangtua. Itulah waktu pertama kali saya harus menulis surat kepada orangtua.

Bersurat adalah pilihan berkomunikasi dengan orangtua. Setiap kali membutuhkan sesuatu, saya selalu menulis surat kepada orangtua. Biasanya sebulan sekali. Saya kirim surat itu lewat salah seorang sopir yang kebetulan tetangga rumah kami.

Selain surat, radio menjadi pilihan sebagian besar orang. Sebelum Manggarai terbagi dalam tiga kabupaten seperti saat ini, Radio Pemerintah Daerah (RPD) yang terletak di kota Ruteng menjadi salah satu sarana yang bermanfaat bagi masyarakat Manggarai umumnya pada waktu itu. Saat ini, tiga kabupaten, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat memiliki masing-masing RPD.

Wilayah Manggarai yang terbilang luas, medan yang cukup sulit dan sarana tranportasi yang masih minim menjadikan radio sebagai pilihan berkomunikasi, mendapatkan dan mengirimkan informasi. Makanya, mendengarkan radio adalah salah satu kebiasaan yang terbangun di banyak rumah.

Masih terekam dalam ingatan saya situasi di rumah kami di tahun 90-an. Bapa saya gemar sekali mendengar radio setiap pagi. Jam 05.30 pagi. Bahkan suara radio seolah menjadi alarm bagi kami untuk bangun dari tidur pagi.

Selain itu, radio kembali di buka dari jam 6-8 malam. Pada jam-jam seperti ini, biasanya RPD menyiarkan berita-berita seputar wilayah Manggarai.  

Selain mendengar berita, juga ada sesi radiogram. Bagian radiogram menjadi perhatian banyak orang. Pasalnya, radiogram umumnya berisi informasi-informasi penting.

Kedua orangtua saya bekerja sebagai PNS. Banyak informasi yang bersentuhan dengan urusan pemerintahan disampaikan lewat radio. Lewat radiogram.

Tidak hanya itu, informasi kelulusan CPNS dan persentanse kelulusan sekolah di sekabupaten Manggarai disampaikan lewat radio.

Juga, radiogram menjadi cara menyampaikan informasi menyangkut kabar kematian seorang keluarga. Selain cepat, mengirim informasi kematian lewat radiogram terbilang efektif. Pasalnya, hal ini gampang diketahui oleh banyak orang di tempat-tempat terjauh.

Ya, sistem radiogram atau telegram yang disampaikan lewat radio ini sangat membantu di saat sarana transportasi sangat sulit dan media komunikasi masih sangat terbatas.

Caranya gampang. Cukup menulis informasi dan hal-hal yang perlu disampaikan dalam selembar kertas. Soal berapa kali telegram radio itu dibaca juga bergantung pada keinginan kita. Begitu pula, biaya yang dipungut dari setiap informasi yang disampaikan.

Namun, situasi sudah berubah. Phone merajalela. Sistem media sosial menjadi alternatif banyak orang untuk menyebarkan informasi. Makanya, saya melihat jika radiogram dulu pernah diminati masyarakat. Sementara saat ini, mungkin saja hanya berlaku di tempat-tempat tertentu. Kalau memang ada.

Sistem radiogram ini yang pernah hidup di tahun 90-an dan awal 2000-an ini mencuat ke pikiran saya setelah mendengar salah satu sistem radiogram di salah satu stasiun radio di Filipina siang ini (7/6/2020). Konteksnya hanya di salah satu provinsi di Filipina. 

Sistem radiogram itu ternyata masih hidup. Mungkin sistem radiogram masih juga berlaku di beberapa tempat di Indonesia. Hanya saja, saya sudah jarang mendengar radio jika berada di Indonesia.

Stasiun radio di provinsi yang saya tinggal ini masih memberlakukan sistem radiogram menimbang medan dari provinsi ini. Wilayah pegunungan. Setiap informasi mendesak dikirim ke radio. Kemudian lewat radio, informasi-informasi ini disiarkan.

Kabarnya, orang-orang di pegunungan masih memanfaatkan radio sebagai salah satu medium untuk mendapatkan informasi. Terlebih lagi, stasiun radio ini tidak hanya berbicara tentang konteks lokal, tetapi juga Filipina dan situasi dunia umumnya.

Selain itu, pemerintah provinsi juga memanfaatkan radio sebagia medium menyampaikan pesan ke daerah-daerah pelosok.

Ya, masih banyak tempat yang belum terjangkau signal internet dan transportasi. Jadi, pilihan yang tepat adalah mengabarkan informasi lewat radio.

Misalnya, radiogram yang saya dengar adalah permintaan dari salah satu keluarga di kota untuk menjemput anggota keluarga mereka yang melakukan perjalanan dari kota ke tempat mereka.

Atau juga, radiogram tentang kabar kematian dengan jadwal dan tempat penguburan dari orang yang meninggal. Bahkan ada juga radiogram tentang salah satu keluarga yang sementara sakit berada di rumah sakit.  

Sistem radiogram terbilang efektif untuk tempat-tempat yang sulit terjangkau signal internet.

Sistem radiogram ini merupakan bagian dari gaya hidup di masa lalu dan barangkali masih berlaku di beberapa tempat di Indonesia. Jarak bukanlah persoalan. Jarak didekatkan oleh radio.

Dengan itu pula, kecintaan pada mendengarkan radio begitu kuat. Bahkan radio lebih dekat daripada TV. Pasalnya, radio lebih bersentuhan dengan situasi harian masyarakat. Sementara TV lebih banyak mengulas berita yang berasal dari luar. Paling tidak, ini untuk konteks kami di Flores di waktu-waktu silam.

Radiogram adalah sistem yang (pernah) membantu mobilitas massa. Sistemnya cepat dan efektif dalam menyampaikan informasi.

Menariknya juga, sistem radiogram ini bebas dari berita hoaks. Barangkali orang berpikir jika apa yang tersampaikan lewat radiogram adalah hal-hal yang sangat penting.

Atau juga, penghargaan pada nilai sebuah informasi. Dalam mana, setiap informasi yang tersampaikan seyogianya mempunyai makna bagi penerimanya. Jadi, bukan sekadar informasi untuk menipu penerima, tetapi memberikan dampak penting dan bermanfaat pada penerima pesan.  

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun