Sebut saja nama mereka Vilma dan Ronald. Mereka sudah tinggal serumah selama 4 tahun. Memiliki satu orang anak.Tahun ini mereka memilih untuk menikah secara gereja. Rencananya mereka menikah di gereja pada bulan April lalu. Semua urusan dokumen, baik itu di pemerintah maupun di gereja, umumnya sudah selesai.Â
Menikah di gereja menjadi salah satu impian mereka dan keluarga. Ya, Filipina adalah negara yang masih kuat memegang tradisi agama Katolik. Relasi ini ikut membentuk cara hidup mereka. Misalnya, orang harus menikah di gereja atau juga dibaptis sejak kecil.Â
Rencananya, bersamaan dengan upacara nikah di gereja, mereka juga meminta membaptis anak mereka. Biar acaranya disatukan. Ujung-ujungnya, hemat biaya jika dibuat dalam dua acara yang berbeda.
Vilma dan Ronald memilih bulan April sebagai waktu untuk menikah karena pertimbangan situasi. Bulan April berada dalam musim panas dan waktu liburan untuk banyak orang.
Namun, situasi berubah. Pada tanggal 14 Maret, Presiden Filipina, Duterte mengeluarkan instruksi untuk melakukan karantina. Tidak boleh ada aktivitas publik yang melibatkan keramaian dan kerumunan banyak orang. Termasuk acara pernikahan.Â
Pernikahan yang semestinya dilangsungkan pada bulan April ditunda. Rencananya, jika bulan Mei memungkinkan, pernikahan itu bisa dilangsungkan pada bulan Mei. Namun, masa karantina malah diperpanjang hingga bulan Mei.
Salah satu keluarga menanyakan rencana mereka. Bukan jawaban yang diperoleh, malah tentang akibat karantina pada keadaan mereka. Dana yang semestinya dipakai untuk pernikahan, perlahan-lahan dipakai selama masa karantina. Tertinggal sedikit. Tentunya, tidak mencukupi untuk membuat sebuah perayaan.
Selama masa karantina, Ronald mesti berhenti bekerja. Tidak ada pendapatan selama lebih dari dua bulan. Tidak ada jalan lain kecuali mengambil sedikit demi sedikit tabungan mereka yang seharusnya dipakai untuk acara pernikahan.
Karenanya, mereka berpikir untuk menikah tahun depan. Dana harus dikumpulkan lagi agar mereka bisa membuat perayaan nikah.
Rupanya, situasi yang sama juga terjadi pada beberapa pasangan dan keluarga. Ada juga yang membatalkan acara pembaptisan. Tunda sampai tahun depan.
Acara pembaptisan adalah sebuah upacara penerimaan seseorang, umumnya bayi, ke dalam komunitas gereja. Masyarakat biasanya membuat perayaan kecil untuk acara pembaptisan itu. Mengundang banyak orang sebagai bentuk rasa syukur keluarga bersama dengan orang lain. Â