Kim Yo-jong, saudari dari pemimpin nomor satu Korea Utara, Kim Jong-un berpengaruh kuat di lingkup pemerintahan Korea Utara. Sewaktu spekulasi kematian Kim Jong-un menguat beberapa waktu lalu, nama Kim Yo-Jong juga ikut mencuat ke permukaan sebagai pengganti Kim Jong-un.
Tentunya, ada alasan menempatkan Kim Yo-jong sebagai kandidat kuat pemimpin Korea Utara. Besar kemungkinan, salah satunya, pengaruh dan peran yang dimainkannya di pemerintahan Korea Utara saat ini.
Kim Yo-jong dinilai sebagai orang kedua di tubuh partai. Dia menjadi tangan kanan dan orang terpercaya dari Kim Jung-un.
Suaranya dianggap sebagai representasi dari saudaranya. Bahkan Kim Yo-jong dipandang sebagai "alter ego" dari Kim Jong-un.
Apa yang keluar dari Kim Yo-jong, itulah yang juga dipikirkan oleh saudaranya, Kim Jong-un. Ataukah, apa yang terlontar dari Kim Jong-un, hal itu tidak lepas dari kontribusi sang saudari.
Suara Kim Yo-jong kembali mengencang ke ruang publik beberapa hari terakhir. Ya, Korea Utara tidak sekadar bersuara di ruang publik jika memang tidak ada hal yang perlu dikatakan.
Bandingkan saja saat spekulasi tentang kondisi Kim Jung-un mencuat. Korea Utara tampak bungkam. Tidak berbicara banyak. Tetapi jika mereka berbicara, tidak sedikit orang yang menilai itu sebagai info yang sangat penting.
Kali ini, suara Korea Utara muncul dari Kim Yo-jong. Kim Yo-jong memberikan peringatan yang bernuansa mengancam kepada saudaranya, Korea Selatan. Kim Yo-jong mengancam untuk mengakhiri kesepakatan dan relasi damai antara mereka dengan Korea Selatan.
Melansir berita dari the Guardian.com (4/6/2020), peringatan itu bermula dari selebaran-selebaran yang dikirim oleh para aktivis anti-Pyongyang dan mantan warga Korea Utara (pembelot) yang tinggal di Korea Selatan. Selebaran-selebaran berisi propoganda yang mendiskreditkan pemerintah Korea Utara.
Selebaran itu disebarkan melalui balon udara. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 500.000 balon yang diterbangkan dari wilayah perbatasan Korea Selatan ke wilayah Korea Utara. Lewat balon-balon ini, selebaran-selebaran itu disembunyikan.
Kim Yo-jong meminta Korea Selatan untuk menghentikan penyebaran selebaran itu. Jika tidak itu bisa memicu konflik dan menghancurkan upaya rekonsiliasi yang sudah dibuat dan sementara dijaga di antara kedua belah pihak.