Praktik perdukunan masih menjadi bagian dari realitas sosial kita sekarang ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rupanya belum bisa menggerus keberadaan dukung sekaligus keyakinan masyarakat pada kemampuan mereka. Â
Dukun kerap kali diasosiasikan dengan penyembuh. Ada dukun penyembuh sakit fisik, dan ada penyembuh sakit non-fisik. Ada pula dukun penyembuh kedua dari penyakit tersebut.
Keberadaan dukun ini berlaku universal. Ini tidak hanya terjadi di konteks Indonesia, tetapi juga di banyak negara. Bahkan masih ada tempat yang masih memercayai dukun daripada tim medis dan pemuka agama. Â Â
Ini kisah dari salah seorang teman saya. Pemuka agama di sini, Filipina. Kisah pengalaman teman ini bersama tetangganya. Paling tepat, kisah tentang tetangganya, yang mana teman saya ini menjadi saksi dari pola hidup tetangganya itu.
Suatu waktu, hari Minggu, tetangganya itu meminta tumpangan pada teman saya. Tanpa berpikir panjang, teman itu mengiakan permintaannya itu. Apalagi dia sendiri melakukan perjalanan ke salah satu desa.
Dalam perjalanan, dia baru tahu jika tetangganya itu ingin pergi bertemu dengan seorang dukun. Dukun penyembuh sakit fisik dan mental. Kebetulan arah dan tujuan dari teman saya berdekatan dengan desa dari dukun itu.
Tetangganya itu menderita penyakit gatal-gatal yang menimbulkan kebengkakan pada bagian kakinya. Menurutnya, apa yang terjadi itu merupakan hasil kerja jahat dari orang tertentu.
Di sini, mereka menyebutnya upaya jahat orang lain dengan menciptakan sakit pada orang tertentu dengan praktik "mangkukulam." Atau kita mengenalnya dengan praktik santet.
Tetangga teman saya itu meyakini dia adalah korban santet dan perlu mendapat pengobatan dari seorang dukun. Â
Jadilah, teman dan tetangganya itu pergi bersama. Desa dari dukun yang ditujui terletak sebelum desa dari tujuan teman saya. Sempat tetangganya itu meminta tumpangan pulang karena faktor keterbatasan transportasi. Teman saya tidak menolak.
Mereka pun pulang bersama. Teman saya pulang dari pelayanannya sebagai seorang pemuka agama yang mewartakan tentang keberadaan dan peran Tuhan, Sang Khalik. Juga, peran Tuhan yang mengatasi kuasa kegelapan dan kejahatan.