Hari ini, Minggu (31/5/2020), umat Kristen merayakan Pesta Pentakosta. Untuk konteks Indonesia dan beberapa negara lainnya, berdoa dari rumah masih menjadi keharusan. Merayakan Pentekosta dari rumah.
Paling tidak, Perayaan Paskah dan kenaikan Isa Almasih beberapa waktu lalu sudah mempersiapkan banyak hati umat untuk menjalankan perayaan besar dari rumah. Berdoa melalui medium TV atau media lainnya. Toh, kualitas berdoa itu sendiri tidak bisa terpenjara oleh ruang tertentu.
Di mana dan kapan saja kita bisa berdoa. Asalkan, muara dari doa-doa kita berasal dari ketulusan hati kita. Â
Di tempat-tempat lain, misalnya, di Filipina, beberapa gereja sudah membuka pintu untuk umat. Di sebuah grup, saya membaca pesan dari seorang anggota grup yang berdomisili di Italia. Menurut pesannya itu, rumah ibadah juga perlahan dibuka.
Presiden Amerika Serikata, Donald Trump di Amerika Serikat juga sudah berwacana akan kembali membuka rumah ibadah. Hal ini diamini oleh seorang teman yang sementara berkarya di AS. Di salah satu grup WA, dia mengirim pesan tentang situasi terakhir. Â Â
Umumnya, ada aturan yang patut diikuti. Misalnya, jumlah umat yang boleh hadir dibatasi. Selain itu, pelbagai protokol new normal mesti dipatuhi.
Meski demikian, umat bisa merayakan Pentekosta di tempat ibadah. Juga, pemuka agama tidak lagi merasa sendiri dalam merayakan sebuah perayaan besar.Â
Perayaan Pentekosta ini terjadi 50 hari setelah Pesta Paskah dan 10 hari setelah kenaikan Isa Almasih.
Dalam pandangan iman, perayaan Pentekosta ini merenungkan tentang turunnya dan kehadiran Allah Roh Kudus di tengah para murid pengikut Yesus. Roh Kudus ini melanjutkan misi Yesus di dunia.
Pentekosta bisa juga membahasakan perayaan harapan. Harapan bagi para murid Yesus untuk terus melanjutkan misi dan pelayanan yang telah dilakukannya. Harapan itu menyata lewat janji Roh Kudus yang membimbing para pengikut Yesus.
Keberadaan Roh Kudus membuka pintu hati para pengikut Yesus untuk keluar persembunyian ketakutan supaya menjadi pewarta kasih Tuhan.
Perayaan Pentekosta ini menarik untuk direnungkan bila ditimbang dari teks Kitab Suci yang menjadi referensi permenungan umat Katolik pada hari Minggu Pentekosta ini. Teks itu diambil dari Injil Yohanes bab 20 ayat 19 sampai dengan 23.
Dalam teks ini dikisahkan jika Tuhan Yesus datang ke tengah para murid saat mereka berada dalam ketakutan. Pintu rumah dikunci rapat. Mereka bersembunyi di rumah karena takut kepada kaum Yahudi.