Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orangtua Bangga Saat Anak Mereka yang Masih SMA Punya Pacar Pertama

29 Mei 2020   08:26 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:22 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yang menyaksikan itu merasa kaget dan bingung. Kaget dan bingung pada budaya dan situasi sosial yang dihidupi.

Kaget melihat bagaimana sebuah keluarga memperlakukan pacar pertama dari anak mereka. Walaupun pacar pertama, mereka seolah memperlakukannya seolah seperti calon pengantin. Diterima dengan baik dan diperkenalkan ke publik. Situasi itu seolah membahasakan jika keluarga itu mengatakan kepada lingkungannya, "Yes", anak kami sudah mempunyai pacar.

April juga tidak bisa menyembunyikan sukacita dan kebangaannya. Dia bangga memperkenalkan pacar pertamanya itu kepada keluarganya.    

Saya juga bingung dengan budaya yang sementara dihidupi. Mungkin bukan di semua tempat di Filipina.

Tetapi saya sering melihat dan mendengarkan tentang hal ini. Saat seorang mempunyai pacar, dengan sendirinya identitasnya diketahui oleh keluarga kedua belah pihak. Tidak ada rahasia.  

Di saat-saat awal tiba di Filipina, seorang teman Indonesia yang sudah tiba lebih dulu mengatakan kalau pada umumnya orangtua senang jika anak perempuan mereka sudah mempunyai pacar. Bahkan mereka tanpa ragu memperkenalkan pacar mereka ke orang lain.

Status relasi berpacaran yang berusia agak dewasa biasanya berada pada level 50:50. Bisa berjalan hingga jenjang pernikahan, ataukah bisa juga putus di tengah jalan.

Hemat saya, untuk konteks, Dan dan April yang masih remaja, statusnya berada pada level 25:75 persen. 25 Persen berelasi agak lama, dan 75 persen akan berakhir saat keduanya sudah pergi ke jenjang universitas atau bekerja.

Mungkin, relasi mereka hanya dipengaruhi oleh darah keremajaan. Ada antusiasme untuk mengekspresikan diri.

Menariknya juga, pada saat seorang sudah menjadi pacar, dia pun diperlakukan sebagai bagian dari keluarga mereka. Sempat saya mendengar kata-kata dari kakak perempuan April. Agar Dan tidak perlu pulang cepat-cepat ke rumahnya. Tinggal di rumah sampai sore hari.  

Budaya yang berbeda. Tentunya, ini mengagetkan dan membingungkan bila menimbang dari budaya lain, termasuk dari budaya saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun