Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saat Anak Mengambil Alih Peran Orangtua dalam Menanggung Biaya Keluarga

25 Mei 2020   14:25 Diperbarui: 25 Mei 2020   15:30 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tujuan utama orangtua memberikan dan menyediakan pendidikan bagi anak adalah agar dia bisa menjadi pribadi berguna. Dia berguna saat lewat pendidikan itu bisa menghidupi dirinya sendiri secara independen. Tidak terikat pada orangtua, berdiri sendiri dan kelak bisa memberikan bantuan tertentu kepada orangtua.

Masih terekam kata-kata ibu saya sewaktu saya dan ketiga saudara saya masih berada di bangku sekolah. Beliau selalu mengatakan kalau pendidikan yang sementara kami jalani bukan untuk mereka, tetapi untuk diri kami sendiri.

Terbukti, saat kami semua menyelesaikan pendidikan kami. Keberhasilan itu, di satu sisi, memberikan kebahagian dan kebanggaan kepada orangtua.

Tetapi, pada sisi lain, keberhasilan itu pada akhirnya untuk diri kami sendiri, dan bukan untuk orangtua. Bisa dikatakan berkat pendidikan itu, kami perlahan berdiri di atas kaki sendiri. Terlebih lagi, di saat kami mempunyai pekerjaan masing. Ketergantungan kepada orangtua berangsur terkikis.

Sebaliknya, kami mulai berpikir tentang apa yang boleh kami berikan untuk orangtua. Sesekali kami diminta untuk memberikan kontribusi yang berhubungan dengan acara adat. Tanpa paksaan dan itu bergantung pada kemampuan kami.

Lebih jauh, ini juga sebagai cara orangtua memperkenalkan kepada kami bagaimana hidup dalam konteks budaya tertentu. Bagaimana pun, tuntutan budaya sangat sulit dihindari.

Jasa orangtua sangat sulit tergantikan. Keberhasilan anak merupakan wajah keberhasilan orangtua. Jika seorang anak berhasil menempuh tingkatan demi tingkatan pendidikan, orangtua berhasil menghadapi pelbagai tantangan dalam menyekolahkan anak. Sama-sama sukses dengan cara dan jalan yang berbeda.

Tidak heran, saat seorang anak sukses, bukan saja anaknya yang bersukacita, tetapi juga orangtua. Anak bersukacita barangkali karena berhasil meraih tingkatan pendidikan dan pekerjaan tertentu. Sementara, orangtua bersukacita karena berhasil menunjukkan tanggung jawab mereka dalam menuntun anak pada arah hidup yang sukses.

Tidak sampai di situ, keberhasilan seorang anak bisa menjadi jalan bagi orangtua untuk menikmati kehidupan. Apalagi saat anak-anak sudah bekerja dan menerima gaji.

Sekiranya orangtua bisa sedikit mengendurkan ikat pinggang ekonomi di kala anak yang bekerja masih tinggal serumah. Pada situasi seperti inilah, orangtua bisa merasakan dampak lanjut dari usaha mereka yang berlangsung sekian tahun. Ada pengurangan dan bahkan peralihan peran.

Sebut saja, namanya Arnold. Perbincangan kami bermula dari pengaruh kulkas di dapur rumah mereka pada biaya listrik di rumah mereka selama sebulan. 

Menurut, Arnold kulkas itu menjadi penyumbang terbesar dari biaya listrik sebulan. Bahkan biayanya meningkat dua kali lipat dari biaya sewaktu mereka belum mempunyai kulkas.

Jawaban dari Arnold, seorang ayah dari tiga anak ini cukup menarik. Menurutnya, walaupun biaya listrik meningkat, bukan dia lagi yang membayar biaya listrik. Itu sudah menjadi tanggung jawab anak-anak mereka yang sudah bekerja. 

Lanjutnya lagi, kulkas itu pun ada karena inisiatif ketiga anak mereka. Kebetulan ketiga anak mereka sudah bekerja dan masih tinggal serumah dengan mereka.

Jawaban ini membahasakan hasil perjuangan Arnold sebagai orangtua. Hasil perjuangan itu menyata lewat kesediaan anak-anak yang mulai menggantikan peran orangtua.

Kebersamaan orangtua dengan anak saat masih kecil (Sumber foto: Pexel.com)
Kebersamaan orangtua dengan anak saat masih kecil (Sumber foto: Pexel.com)
Dalam konteks budaya tertentu, anak mesti menyiapkan diri untuk menggantikan peran orangtua. Tuntutan dan tanggung jawab budaya yang biasa dijalankan orangtua kelak akan menjadi peran yang dimainkan oleh seorang anak.

Dalam budaya Manggarai, ada tanggung jawab adat yang mesti dipenuhi oleh pihak tertentu, terlebih khusus tuntutan dari pihak ibu. 

Setiap kali ada permintaan dari keluarga ibu saya, orangtua saya kerap berupaya untuk memenuhinya. Suka atau tidak, ini adalah tuntutan adat yang sudah tergaris dari generasi ke generasi.

Tuntutan adat ini mesti menjadi tanggung jawab pihak-pihak tertentu dalam sebuah komunitas keluarga. Tanggung jawab adat ini ditentukan dalam jumlah uang. Jumlah uangnya bergantung pada kesepakatan yang diatur dalam upacara adat tertentu.

Persoalannya, saat orangtua tidak mempunyai penopang ekonomi lain. Hanya berharap pada gaji bulanan. Tuntutan ini kian berat saat tuntutan itu datang bersamaan dengan situasi orangtua harus membiayai uang sekolah.

Menghindari tuntutan adat berarti memisahkan diri dari komunitas. Sementara itu, mengabaikan biaya pendidikan berarti tidak bertanggung jawab pada pendidikan anak.

Memang, tuntutan adat ini tidak tercatat dalam jadwal tertentu. Tetapi kadang kala tuntutan adat ini terjadi selama belasan kali dalam setahun. Tidak jarang terjadi, hal itu terjadi tiga-empat kali sebulan.

Makanya, banyak keluarga yang mempunyai keluarga besar dengan anggota keluarga yang sudah bekerja, mereka membagi biaya adat itu di antara mereka sendiri. Dengan ini, beban bisa menjadi ringan.

Masih terekam dalam ingatan saya saat orangtua kami kadang "mengomel" saat permintaan adat datang mampir ke rumah. Tidak jarang, orangtua memberikan sedikit dengan alasan kami masih bersekolah.

Situasi perlahan berubah saat kami mulai bekerja. Permintaan dari keluarga-keluarga itu dibagi di antara kami. Ini pun bisa berlaku di saat salah satu dari antara kami tinggal berjauhan. Kami tetap berkontribusi untuk meringankan orangtua. Jadinya, orangtua tidak terbebankan seperti yang dialami di  waktu-waktu silam.

Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana anak mengambil peran orangtua dalam menanggung biaya rumah tangga. Pengambilalihan peran itu sendiri bisa menunjukkan hubungan keluarga itu.

Pengambilalihan peran orangtua sangatlah relatif. Ini juga bergantung pada situasi anak. Pasalnya, tidak semua anak juga mau membantu orangtua saat mereka berhasil. Atau juga, kecenderungan anak yang masih bergantung pada orangtua karena mereka juga terbatas secara ekonomi.

Namun, betapa indahnya saat anak berupaya untuk membantu orangtua. Ungkapan membantu itu terwujud mengambil peran yang dimainkan oleh orangtua. Kita mengambil peran itu agar orangtua menghadapi peran itu dengang ringan.

Selain itu, dengan kesediaan anak membantu orangtua, pada saat itu mereka merasa jika pendidikan yang mereka berikan tidaklah sia-sia. Ada hasil yang dipetik setelah melewati kerja keras dan perjuangan panjang.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun