Saat ini Filipina masih berada pada musim panas. Meski demikian, langit sudah suram sejak tadi pagi. Ini bertanda akan turun hujan. Umumnya, situasi ini terjadi di sebagian besar wilayah Filipina mulai hari kemarin (14/4/2020).
Sejak beberapa hari lalu, media Filipina sudah memberitakan tentang kedatangan taifun. Taifun pertama pada tahun 2020 ini.
Ambo, demikian nama yang diberikan oleh pemerintah pada taifun yang masuk wilayah Filipina di tahun 2020 ini. Â Area yang paling terpukul oleh taifun ini adalah wilayah selatan Filipina. Kota Manila dan sekitarnya akan berdampak pada turunnya hujan.
Menurut Pagasa, badan yang bertanggung jawab pada iklim, geofisika dan astronomi  Filipina, taifun Ambo ini sudah mendarat sejak hari Kamis (14/5/2020). Ini akan keluar dari wilayah Filipina pada 18 Mei 2020 (www.pagasa.dost.gov.ph).
Menyikapi hal ini, pihak Pagasa sudah mengingatkan masyarakat untuk berwaspada. Terlebih khusus, masyarakat yang bersentuhan langsung dengan area perlintasan taifun ini. Â
Diperkirakan taifun Ambo ini akan sangat mengenai wilayah bagian Selatan Filipina dan beberapa wilayah lainnya. Kecepatan taifun ini 115 km per jam. Seperti yang diberitakan, sekitar 200,000 orang akan dievakuasi.
Umumnya, mereka yang dievakuasi untuk menghindari longsor dan banjir (Aljazeera. Com 15/5/2020). Taifun ini juga diperkirakan menghangtam sektor pertanian warga.
Bencana alam taifun menjadi persoalan tahunan di Filipina. Setahun, sekitar 20-an taifun yang masuk ke wilayah Filipina.
Ambo adalah taifun pertama tahun ini. Makanya, namanya dimulai huruf pertama dalam alfabet. Abjad "A." Kalau ada taifun lagi yang datang setelah taifun Ambo, sudah pasti nama lokal untuk konteks Filipina akan berabjad B. Begitu pun seterusnya.
Dengan kata lain, untuk konteks Filipina, penamaan taifun mengikuti aturan alfabetical. Sebenarnya, nama internasional dari taifun Ambo adalah Vongfong.
Penamaan taifun ini melewati sejarah yang cukup panjang. Pada tingkat internasional, penamaan taifun itu dimulai sejak tahun 1945. Nama yang diambil hanya dari gender wanita. Pada tahun 1979, nama-nama taifun boleh mengambil dari nama gender pria.
Sementara Filipina mulai menamai taifun untuk tingkat lokal sejak tahun 1963. Karena konteksnya lokal, badan cuaca Filipina mengambil dari nama-nama lokal, bergender wanita dan seturut aturan alfabetical.
Sejak saat itu, kalau di Filipina, satu taifun mempunyai dua nama. Nama internasional dan nama lokal berdasar penamaan Filipina.
Sejak tahun 2000, secara internasional, penamaan taifun itu diminta dari negara-negara yang tergabung dalam agen meteorologi internasional. Ada 14 negara. Umumnya, negara-negara yang kerap berdampak serius karena taifun.
Sebagaimana perubahan penamaan yang dilakukan pada tingkat internasional, Filipina juga mulai memperbaharui dalam proses penamaan. Sejak tahun 2001, penamaan taifun itu tidak hanya diambil dari satu gender lagi. (wikipedia.org. Typhoons in the Philippines).
Kehadiran taifun memberikan tantangan serius bagi negara pada setiap tahun. Tahun ini, tantangan ini kian berat karena Filipina yang sementara berjuang dalam penanganan pandemi korona.
Dampak dari taifun ini bisa memaksa masyarakat untuk berevakuasi. Biasanya, selain tempat-tempat publik, pemerintah sudah membangun banyak tempat evakuasi. Barangkali sudah terbiasa berhadapan dengan persoalan taifun, sehingga kebutuhan untuk tempat-tempat evakuasi sangatlah perlu dan mendesak.
Situasi di tempat evakuasi pastinya sulit untuk menghindari keramaian dan kerumunan banyak orang. Pasalnya, tempat-tempat itu dibangun untuk kebutuhan massal.
Di satu pihak, evakuasi ini bertujuan untuk melindungi banyak orang di satu tempat yang aman. Tetapi di pihak lain, ini bisa menjadi resiko besar bila menimbang situasi pandemi yang sedang terjadi.
Selama pandemi, pemerintah menghendaki agar menjauhi keramaian dan kerumunan agar tidak terjangkit virus korona. Tetapi taifun bisa mengubah situasi. Ini bisa memaksa orang untuk berada dalam kerumunan dan keramaian di tempat-tempat evakuasi.
Tentunya, kehadiran taifun ini menambah beban yang sementara dipikul oleh pemerintah Filipina. Pada satu sisi, Filipina sementara memikul beban pandemi korona. Di saat pemerintah sementara berjuang melawan dan menangani pandemi ini, satu persoalan besar lain muncul. Taifun Ambo.
Kehadiran taifun ini mengingatkan taifun-taifun lain yang akan muncul. Biasanya dari bulan juni hingga akhir Oktober, taifun demi taifun kerap datang ke wilayah Filipina.
Harapannya, taifun ini tidak membawa dampak serius. Pasalnya, pandemi sudah memukul banyak masyarakat dalam kesulitan hidup. Memang, sulit untuk mengontrol bencana alam ini. Tetapi harapan itu ada kalau kita berserah pada Sang Khalik untuk melindungi banyak orang dalam situasi sulit ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H