Rodman tidak segan-segan memuji presiden Korea Utara itu. Bahkan dia menyebut Kim Jung-un sebagai "a friend for life," teman seumur hidup. Â
Ungkapan Rodman ini terbukti dalam relasi antara keduanya. Tidak segan-segan, Rodman menulis surat kepada Kim Jung-un meminta pembebasan, Kenneth Bae, salah seorang misionari asal Amerika Serikat yang dipenjarakan di Korea Utara.
Memang, hal ini tidak lepas dari kontroversi dalam mana Rodman memuji Kim Jung-un sementara misionari asal Amerika terpenjara di Korea Utara. Bahkan, Rodman pernah mempertahankan keputusan Kim Jung-un dalam kebijakannya soal penahanan Kenneth Bae.
Sikap Rodman ini mendapat kritik keras dari aktivis hak asasi manusia dan keluarga dari Kenneth Bae. Beberapa waktu kemudian, Rodman menyampaikan permohonan maaf atas sikapnya itu.
Lalu, dia menulis surat kepada Kim Jung-un memohon pembebasan Kenneth Bae. Sepekan kemudian, Kenneth Bae dibebaskan setelah terpenjara dua tahun di Korea Utara. Kenneth Bae sendiri tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Rodman atas upayanya itu.
Selain itu, Rodman juga sempat memberikan buku yang ditulis oleh Donald Trump. Berjudul the Art of the Deal. Buku ini ditulis jauh sebelum Donald Trump menjadi presiden AS.
Pemberian buku ini tidak lepas dari upaya Rodman untuk mempromosikan sosok Donald Trump. Apalagi Donald Trump pernah menjadi bos Rodman. Selain itu, Rodman menjadi salah satu pendukung Trump pada pemilihan presiden.
Relasi ini Kim Jung-un dan Dennis Rodman menggambarkan relasi antara seorang suporter olahraga dengan pemain favorit. Siapa pun fans di dunia pastinya ingin bertemu dengan pemain yang mereka favoritkan. Upaya itu kerap dibarengi dengan pengorbanan.
Lebih dari itu juga, Kim Jung-un tidak semata-mata melihat Rodman sebagai seorang atlet bola basket. Tetapi, dia juga melihat Rodman sebagai seorang sahabat. Pada saat itu pula, relasi tidak hanya terbatas pada faktor olahraga, tetapi sebagai seorang sahabat yang tidak terikat pada kepentingan.
Barangkali, dengan para pemimpin negara lain, Kim Jung-un menyebut mereka sebagai teman karena ikatan dan kepentingan politik. Saat kepentingan itu dijalankan, pertemanan terus berlangsung. Tetapi saat kepentingan itu berlalu, pertemanan juga berlalu.
Kim Jung-un dan Rodman bukan sekadar teman rasa kepentingan. Pasalnya, Rodman sudah pensiun. Kepentingannya sebagai seorang pebolabasket profesional sudah selesai. Kim Jung-un tidak melihat itu. Â Dia menilai Rodman lebih dari seorang pebolabasket. Seorang sahabat. Â