Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Swedia, Pupuk dari Kotoran Ayam Dijadikan Cara agar Masyarakat Menjaga Social Distancing

1 Mei 2020   06:27 Diperbarui: 1 Mei 2020   07:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotoran ayam yang disebarkan di taman. Sumber foto: Public Radio International.com

Swedia menjadi salah satu negara di Eropa yang tidak mempraktikkan aturan lockdown secara ketat pada masa pandemi virus Corona. Swedia bahkan terlihat fleksibel dan rileks dalam menerapkan aturan dalam menghadapi dan menangani wabah virus Corona.

Bahkan di saat banyak negara di Eropa yang menutup tempat-tempat publik, negara Swedia tetap membuka sekolah, restauran, dan gym. Menariknya, Swedia sendiri mempunyai tingkat kasus tertinggi di antara negara-negara Skandinavia seperti  Denmark dan Norwegia.

Sejauh ini, kasus Corona yang ditemukan di Swedia per 30 April 2020 berjumlah 21,092 dengan tingkat kematian 2586 dan yang sembuh 1005. Negara tetangganya, Denmark mempunyai 9158 kasus, 452 kematian dan 6546 yang sembuh (www.worldmeter.info.com).

Denmark sudah mempraktikkan aturan lockdown sebelum ada laporan kematian. Sementara itu, pemerintah Swedia sejauh ini tidak mempraktikkan hal yang sama.

Pemerintah hanya menghimbau masyarakat untuk melakukan social/physical distancing di tempat-tempat publik. Namun, hal itu bukanlah kewajiban tetapi pilihan bagi masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat tidak terikat pada aturan social dan physical distancing saat berada di tempat publik. (Bussines Insider.com20/4/2020).

Tentang langkah yang diambil oleh Swedia ini, departemen kesehatan dari Swedia sendiri menilai kalau strategi yang diambil pemerintah itu dinilai bisa mengatasi penyebaran Covid-19.  

Lebih jauh, melansir berita dari CNN. Com (30/4/2020), di saat banyak negara menerapkan sanksi dan hukuman tertentu bagi masyarakat yang tidak patuh pada aturan social/physical distancing, beberapa kota di Swedia mengambil langkah yang berbeda.

Kota Lund, salah satu kota di Swedia mempunyai pendekatan yang berbeda agar masyarakat patuh pada himbauan social/physical distancing. Mungkin karena himbaun social/physical distancing ini bercorak pilihan, makanya pemerintah juga berupaya mencari cara agar masyarakat bisa patuh pada himbauan tersebut.

Pemerintah kota Lund memerintahkan para pekerja untuk menempatkan 1000 kg (1 ton) kotoran ayam di semua taman kota.

Taman kota biasa menjadi area bagi masyarakat untuk berkumpul. Berada di taman kota mempuka peluang untuk tidak peduli pada himbauan social/physical distancing.

Terlebih lagi, pada malam tanggal 30 Oktober masyarakat akan merayakan sebuah festival yang disebut festival Valborg. Perayaan ini menandai hari libur di seluruh Eropa tengah dan bagian utara. Festival itu dihiasi dengan pesta dan api unggun.

Pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar 30,000 orang yang berkumpul di taman untuk merayakan festival Valborg (news.sky.com 30/4/2020). Dengan ini, peluang kerumunan semakin besar.  

Kotoran ayam bisa menjadi cara untuk menjauhkan masyarakat dari kecenderungan untuk berkumpul dan tidak melakukan festival tersebut. Memang kotoran ayam biasa digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Tetapi aroma dari kotoran ini cukup menyengat dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Ya, penempatan kotoran ayam ini di satu sisi bertujuan agar masyarakat tidak menciptakan kerumunan di taman. Aroma tidak sedap dari kotoran ayam itu memungkinkan masyarakat untuk menjauhi taman dan tidak  melakukan keramaian.

Secara tidak langsung, pemerintah mempunyai keuntungan dobel. Tanaman mendapat pemupukan dan masyarakat menjadi patuh pada aturan social/physical distancing.

Pemerintah kota Lund membagikan video tentang para pekerja yang menyebarkan pupuk kotoran ayam di halaman media sosial kota. Tentang pekerjaan itu, pemerintah berkomentar kalau hal itu bisa membantu masyarakat untuk menikmati saat mereka menghadapi musim semi.

Hasil dari pemupukan akan terlihat saat musim semi tiba. Ini merupakan keuntungan jangka panjang. Keuntungan jangka pendek adalah masyarakat tidak berkeinginan untuk pergi ke taman karena aroma yang tidak sedap dari pupuk ayam.

Secara umum, pemerintah Swedia memberlakukan aturan untuk tidak menciptkan keramaian dan kerumunan. Kerumunan massa yang diperbolehkan hanya terbatas pada jumlah 50 orang. Jumlah ini termasuk fleksible bila mengingat aturan dari beberapa negara. Pasalnya, ada negara yang melarang sama sekali kerumunan dan hanya membatasi kurang dari 10 orang.

Menyikapi larangan kerumunan ini, pemerintah kota Lund mengambil langkah yang berbeda. Kotoran ayam yang dipakai sebagai pupuk tetapi aromanya bisa membuat tidak nyaman untuk melakukan keramaian di tempat-tempat publik.

Walikota Lund menyatakan kalau mereka tidak ingin agar tempatnya menjadi episenter dari Covid-19. Karenanya, mereka menggunakan kotoran ayam untuk memupuk tanaman di taman-taman kota dan sekaligus menjauhi masyarakat untuk berada di taman.

Cara yang dilakukan pemerintah kota di Swedia ini merupakan salah satu kreativitas pemerintah dalam menangani virus Corona. Kreativitas yang berada di luar pikiran banyak orang, tetapi ini dinilai efektif untuk membuat masyarakat patuh pada aturan social/physical distancing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun