Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Swedia, Pupuk dari Kotoran Ayam Dijadikan Cara agar Masyarakat Menjaga Social Distancing

1 Mei 2020   06:27 Diperbarui: 1 Mei 2020   07:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun-tahun sebelumnya, sekitar 30,000 orang yang berkumpul di taman untuk merayakan festival Valborg (news.sky.com 30/4/2020). Dengan ini, peluang kerumunan semakin besar.  

Kotoran ayam bisa menjadi cara untuk menjauhkan masyarakat dari kecenderungan untuk berkumpul dan tidak melakukan festival tersebut. Memang kotoran ayam biasa digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Tetapi aroma dari kotoran ini cukup menyengat dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Ya, penempatan kotoran ayam ini di satu sisi bertujuan agar masyarakat tidak menciptakan kerumunan di taman. Aroma tidak sedap dari kotoran ayam itu memungkinkan masyarakat untuk menjauhi taman dan tidak  melakukan keramaian.

Secara tidak langsung, pemerintah mempunyai keuntungan dobel. Tanaman mendapat pemupukan dan masyarakat menjadi patuh pada aturan social/physical distancing.

Pemerintah kota Lund membagikan video tentang para pekerja yang menyebarkan pupuk kotoran ayam di halaman media sosial kota. Tentang pekerjaan itu, pemerintah berkomentar kalau hal itu bisa membantu masyarakat untuk menikmati saat mereka menghadapi musim semi.

Hasil dari pemupukan akan terlihat saat musim semi tiba. Ini merupakan keuntungan jangka panjang. Keuntungan jangka pendek adalah masyarakat tidak berkeinginan untuk pergi ke taman karena aroma yang tidak sedap dari pupuk ayam.

Secara umum, pemerintah Swedia memberlakukan aturan untuk tidak menciptkan keramaian dan kerumunan. Kerumunan massa yang diperbolehkan hanya terbatas pada jumlah 50 orang. Jumlah ini termasuk fleksible bila mengingat aturan dari beberapa negara. Pasalnya, ada negara yang melarang sama sekali kerumunan dan hanya membatasi kurang dari 10 orang.

Menyikapi larangan kerumunan ini, pemerintah kota Lund mengambil langkah yang berbeda. Kotoran ayam yang dipakai sebagai pupuk tetapi aromanya bisa membuat tidak nyaman untuk melakukan keramaian di tempat-tempat publik.

Walikota Lund menyatakan kalau mereka tidak ingin agar tempatnya menjadi episenter dari Covid-19. Karenanya, mereka menggunakan kotoran ayam untuk memupuk tanaman di taman-taman kota dan sekaligus menjauhi masyarakat untuk berada di taman.

Cara yang dilakukan pemerintah kota di Swedia ini merupakan salah satu kreativitas pemerintah dalam menangani virus Corona. Kreativitas yang berada di luar pikiran banyak orang, tetapi ini dinilai efektif untuk membuat masyarakat patuh pada aturan social/physical distancing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun