Wabah virus Corona merupakan bencana kemanusiaan. Kita seyogianya menyikapi bencana ini dengan hati dan pikiran yang jernih dan penuh kepedulian.Â
Hati dan pikiran yang jernih bisa nampak saat kita tidak menganggap bencana ini sebagai permainan, lelucon dan alat kepentingan pribadi dan golongan.
Sebaliknya, bencana ini adalah persoalan bersama. Solusinya juga terlahir dari kerja sama. Perbedaan kepentingan ditanggalkan. Satu-satunya tujuan adalah bersama dan bersatu melawan dan menangani penyebaran virus Corona.
Mungkin kita masih ingat saat virus Corona belum mewabah di Indonesia. Tidak sedikit orang yang menggunakan virus Corona sebagai bahan lelucon. Atau juga, orang masih sibuk dengan kepentingan mereka masing-masing saat virus Corona mulai mewabah. Alhasil, situasi kian rumit. Â
Namun, situasi berbeda saat ini. Lelucon pada wabah Corona berubah kepanikan dan kecemasan terjangkit virus Corona. Kepentingan pribadi dan golongan seharusnya ditinggalkan dulu.
Pelajarannya mungkin tentang bagaimana kita menyikapi sebuah persoalan. Tidak semua persoalan disikapi dengan lelucon atau demi mencari kesenangan tertentu. Apalagi memanfaatkan persoalan yang sementara terjadi untuk meraih kepentingan pribadi dan kelompok.
Pada satu sisi, kita terlibat untuk merasakan kesusahan yang dialami oleh orang lain. Keterlibatan itu bisa bergantung pada kemampuan kita masing-masing. Prinsipnya, kita tidak memanfaatkan persoalan orang lain sebagai bahan lelucon dan mencari kepentingan.
Adalah game bernama "Coronavirus Attack," harus diblokir di China. Dalam game ini, pemain akan menembak dan membunuh zombie yang membawa virus. Pemain akan berusaha untuk menembak zombie pembawa virus agar virus itu tidak menyebar ke seluruh dunia (Bussines Insider.com 29/4/2020).
Game ini dikeluarkan pada 23 April dan didistribusikan pada salah satu aplikasi permainan yang dinamakan, "Steam."
Game ini kemudian dilarang peredarannya. Salah satu alasan pemblokiran game ini adalah motif politik yang berada di balik game ini. Dalam mana, game ini cenderung mengkritisi pemerintah China. Pasalnya, latar belakang permainan ini serupa dengan bendera China.
Motif politik semakin kuat jika pemain berhasil dalam permainan ini. Pencapaian itu berupa hadiah level permainan "Liberate Hong Kong, "Release Xingjiang," "Taiwan is not China." Orang-orang yang berada di tempat-tempat ini terkenal dengan protes mereka kepada pemerintah China.
Melansir berita dari BBC.com (28/4/2020) Pencipta permainan ini, MythZsGame mengatakan kepada "Abacus" kalau permainan itu dibuat sebagai bentuk protes kepada pemerintah China. Ini juga merupakan kritik kepada penduduk kota Wuhan yang mengungsi dari kota itu sebelum masa lockdown.
Pendeknya, pencipta game ini mengakui tidak senang kepada pemerintah China dalam menangani pandemi Corona. Identitas dari MeythZsgame sampai sekarang tidak diketahui dan tempatnya tidak terindentifikasi.
Walau permainan ini dilarang di China, permainan ini masih tersedia di beberapa negara. Karenanya, beberapa pemain game mengingingkan agar permainan ini ikut dilarang dan diblokir di negara-negara lain.
Tidak sedikit pemain game di China yang memberikan poin negatif pada game ini. Salah satu pemain mengatakan kalau permainan ini tidak bisa diterima dari sisi kemanusiaan.
Pasalnya, game ini menjadikan situasi pandemi sebagai bahan lelucon. Dengan kata lain, sangat tidak baik untuk memanfaatkan penderitaan dan kematian manusia sebagai bahan hiburan.
Permainan ini bukan satu-satunya game yang diblokir di China. Â Menurut Abacus, salah permainan dalam aplikasi Steam juga dilarang. Game ini juga mempunyai hubungan dengan virus Corona.
Pemblokiran game ini bisa dimengerti. Bagaimana pun, penderitaan dan kematian akibat pandemi Corona tidak boleh dipermainkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
Hal ini pun menjadi pelajaran bagi kita. Pandemi tidak boleh menjadi alat untuk mencari kesenangan dan keuntungan. Contohnya, saat orang seenaknya menaikkan harga masker dan kebutuhan pokok tanpa peduli pada situasi sulit orang lain.
Seharusnya, bencana mesti menjadikan kita semakin manusiawi terhadap sesama di sekitar kita. Kita menjadi manusiawi saat kita menolong yang berkesusahan atau juga terlibat menjaga orang lain dari keterjangkitan virus Corona. Â Selain itu, kita tidak menjadikan kesusahan orang lain sebagai bahan untuk lelucon.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI