Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Spekulasi tentang Kim Jong-un, dari Tangan Dokter yang Bergetar, Kondisi Koma hingga Kematiannya

26 April 2020   12:00 Diperbarui: 26 April 2020   11:56 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara yang dispekulasikan sedang sakit dan meninggal dunia. Sumber foto: Bloomberg.com

Pelbagai spekulasi tentang kondisi kesehatan dan kematian Kim Jong-un mencuat ke permukaan media-media pada beberapa hari terakhir ini.

Salah satu wakil direktur stasiun TV Hong Kong HKSTV, Qing Feng menilai kalau menurut informasi yang sangat solid, penguasa Korea Utara itu sudah meninggal dunia (Mirror.co.uk 26/4/2020)

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Korea Utara tentang kondisi yang sebenarnya dari pemimpin mereka, Kim Jong-un. Secara umum, berita tentang Kim Jong-un masih sebatas spekulasi. Namanya, spekulasi. Itu bisa saja dugaan yang tidak berdasar pada kenyataan atau juga berdasar pada tanda-tanda tertentu.

Pertanyaannya, mengapa spekulasi seperti itu bisa muncul ke publik?

Menimbang karakter Korea Utara yang terbilang tertutup dan rahasia, spekulasi memang sulit dihindari. Tetapi kalau ada keterbukaan, pastinya pelbagai spekulasi itu tidak terjadi.

Tetapi karena ada ketertutupan negara pada aneka informasi ke luar, orang-orang akan cenderung menduga-duga kenyataan yang sementara terjadi. Terlebih lagi, fakta-fakta tertentu memberi arah untuk membenarkan spekulasi yang sementara beredar.  

Spekulasi ini menjadi hangat karena ini bukan saja beredar di satu atau dua media. Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un yang dalam situasi koma dan bahkan kematiannya beredar di banyak media. Betulkah Kim Jong-un meninggal dunia?

Tidak ada yang tahu pasti. Pelbagai spekulasi akan lenyap saat Korea Utara berbicara tentang kenyataan yang sebenarnya. Ataukah pemimpin berusia 36 tahun itu muncul ke permukaan publik.

Terlepas dari berita kematian Kim Jong-un, mencuat juga berita yang cukup menarik. Berita itu menyatakan kalau kondisi kesehatan Kim Jong-un memburuk karena kesalahan prosedur medis yang dijalankannya.

Melansir berita dari Mirror. Com (26/4/2020), prosedur medis itu berlangsung salah karena ulah satu dokter yang melayani operasi jantung untuk Kim Jong-un. Tangannya bergetar saat melangsungkan operasi tersebut. Karena ini, proses operasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kim Jong-un malah berada dalam kondisi kritis.

Tentang situasi "tangan bergetar" ini, kalau informasi ini benar, saya hanya menerka kalau si dokter berada dalam ketidaknyamanan. Boleh saja, dia merasa gugup karena tekanan yang dilimpahkan kepadanya. Apalagi negara Korea Utara yang terbilang keras dalam proses hukuman.  

Sebenarnya, rumor tentang kesehatan dari pemimpin Korea Selatan ini mencuat ke permukaan sejak dia tidak menghadiri acara perayaan ulang tahun dari kakeknya, Kim Il-sung pada 15 April. Dia bahkan tidak menunjukkan diri ke publik sejak 11 April setelah memimpin pertemuan partai Politburo.

Dari sini, pelbagai laporan menunjukkan kalau Kim Jong-un dalam kondisi kesehatan yang tidak baik. Ujung-ujungnya, berita melebar hingga pemimpin Korea Utara itu berada dalam situasi kritis setelah menjalani operasi. Tidak sampai di situ, berita tentang kematiannya menyeruak ke permukaan.

Dugaan ini ditentang oleh tetangga Korea Utara, Korea Selatan. Menurut pemerintah Korea Selatan, tidak ada laporan yang mengarah kalau Kim Jong-un dalam kondisi krisis (Inquirer.net 26/4/2020).

Salah satu Majalah mingguan asal Jepang, Shukan Gendai, berusaha mengurai pengiriman tim medis dari China ke Korea Utara. Tim medis ini dikirim ke Pyongyang untuk melakukan penanganan medis kepada Kim Jong-un. Alasannya, dia sudah dalam kondisi kritis karena operasi yang berjalan tidak seturut prosedur.  

Namun, laporan lain dari  sumber partai komunis di Beijing, tim ini dikrim setelah operasi tidak berjalan dengan baik. Tim ini sendiri dinilai tiba terlambat sehingga nyawa dari pemimpin negara komunis itu tidak tertolong.

Dilaporkan kalau pemimpin Korea Utara ini diantar ke rumah sakit pada awal bulan April ini. Dia kejatuhan dan mengalami rasa sakit pada bagian dada.

Kondisi kesehatan jantun dari Kim Jong-un itu berhubungan dengan kebiasannya merokok, berat badannya yang terus naik semenjak duduk di bangku kekuasaan dan sejarah keluarga yang mempunyai masalah dengan penyakit jantung, yang disebut dengna cardiovascular.  

Kim Jong-un menjadi pemimpin Korea Utara setelah menggantikan ayahnya, Kim Jong Il. Ayahnya sendiri meninggal pada tahun 2011 karena persoalan sakit jantung.

Laporan dan berita tentang Kim Jong-un sangat bervariasi. Hal ini terjadi karena karakter negara ini yang begitu menjaga rahasia dan tertutup dari dunia luar. Ketertutupan ini memunculkan pelbagai spekulasi.

Pelbagai spekulasi yang mengitari Kim Jong-un dan tentang kondisi kritis serta kepastian kematian dari orang nomor satu di Korea Utara ini akan berakhir kalau Korea Utara berbicara atau kalau sang pemimpin itu sendiri muncul ke hadapan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun