Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengunduran Diri, Keputusan yang Perlu Dihargai daripada Dicela

25 April 2020   08:36 Diperbarui: 25 April 2020   12:13 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sepekan, dia malah menemukan banyak keuntungan untuk tinggal di sekolah berasrama daripada kerugiannya. Jadinya, dia pun menangguhkan keputusannya untuk keluar. Bahkan dia berhasil menyelesaikan pendidikan di sekolah berasrama itu hingga selesai.

Motif pengunduran diri juga bermacam-macam. Memang ada yang mengundurkan diri karena kehendak bebas. Tanpa paksaan dan tekanan. Umumnya, alasan dari pengunduran diri seperti ini adalah ingin mencari pengalaman baru.  

Tetapi, ada pula yang harus mengundurkan diri karena desakan dan tekanan pihak-pihak tertentu. Karena tidak kuat pada desakan publik dan di tempat kerja, yang bersangkutan mesti memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri.

Misalnya, peristiwa pengunduran diri Menteri Keadilan Korea Selatan, Cho Kuk pada tahun 2019. Melansir berita dari New York Times (14/10/2020), pengunduran Cho Kuk dari jabatan menteri dinilai menjawabi desakan dan tuntutan publik di Korea Selatan. Desakan dan tuntutan publik itu dilatari oleh kehidupan Cho Kuk.

Saya kira ini adalah keputusan yang perlu dihargai. Pasalnya, untuk apa bertahan di posisi tertentu, sementara publik tidak menghendaki.

Keputusan untuk tetap bertahan tidak hanya mengancam stabilitas tempat kerja, tetapi itu juga akan semakin mencoreng reputasi. Sebaliknya, pengunduran diri bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjalankan kehidupan yang baru.

Motif pengunduran diri juga bisa terjadi karena faktor kepentingan dan persoalan yang terjadi di lingkungan pekerjaan.

Misalnya, salah satu keputusan pengunduran diri dari anggota kabinet di pemerintahan Filipina pekan lalu. Adalah Ernesto Pernia yang menjabat sebagai Menteri mengajukan pengunduran dari jabatannya di bidang Rencana Sosio-ekonomi. Alasannya, karena dia merasa adanya ketidakcocokan dengan rekan-rekan di kabinet (gmanetwork.com 17/4/2020).

Pengunduran diri merupakan sebuah pilihan. Pilihan ini terlahir pertimbangan dari dalam diri maupun pertimbangan dari luar.

Makanya, tentang pengunduran diri stafsus milenial, Ahamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. Keputuran mereka mesti dihargai. Itu merupakan pilihan mereka, entah apa pun motif di balik pengunduran diri mereka itu. Toh, pengunduran diri itu juga menunjukkan kesediaan hati mereka untuk meninggalkan tugas yang terbilang mengkilap untuk banyak orang.

Tidak jarang terjadi, pengunduran diri kerap menghadirkan kecurigaan. Kecurigaan itu dilatari karena ketidaktahuan pada motif dan alasan di balik keputusan pengunduran diri. Banyak orang berupaya mencari jawaban di balik pengunduran diri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun