Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembalinya Li Zehua, Jurnalis yang Dinyatakan Hilang Saat Krisis Corona di Wuhan

24 April 2020   12:02 Diperbarui: 24 April 2020   12:14 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis virus Corona menimbulkan pelbagai polemik. Polemik itu bukan saja menyangkut perihal medis, tetapi itu juga melibatkan aspek politik, sosial dan budaya.

Contohnya saja, aksi beberapa wilayah di dunia yang menuntut pemerintah China atas penyebaran virus Corona. Salah satunya, aksi negara bagian Missouri, Amerika Serikat yang menuntut pemerintah China atas penyebaran virus Corona (BBB.com 22/4/2020).

Aksi ini juga mempertanyakan transparansi China dalam menangani virus Corona sejak kemunculannya di Kota Wuhan. Bahkan tidak sedikit yang mengklaim kalau wabah virus yang menyerang dunia saat ini merupakan bentuk kelalaian pemerintah China.

Tentang transparansi, kita mungkin ingat bagaimana nasib, Dr. Li Wenliang (34 tahun) yang pertama kali meniupkan pluit tentang bahaya virus Corona. Peringatannya tidak hanya diabaikan, bahkan si dokter harus berhadapan dengan pihak kepolisian. Dr. Li Wenliang sendiri meninggal dunia karena terjangkit virus Corona (the New York Times, 6/2/2020).

Selain nasib tragis tentang Dr. Li Wenliang, kisah yang hampir sama juga terjadi pada para jurnalis. Para jurnalis ini melakukan pemberitaan secara langsung dari kota Wuhan. Entah karena pemberitaannya ataukah faktor lain, beberapa jurnalis dinyatakan lenyap.  Ada salah seorang jurnalis warga yang sempat dinilai lenyap, kemudian hadir ke publik.

Adalah Li Zehua yang lebih dikenal sebagai Kcriss Li, seorang jurnalis yang dinyatakan hilang pada masa wabah virus Corona di Kota Wuhan. Setelah ketidakmunculannya selama hampir dua bulan, Li Zehua kembali hadir ke publik lewat tayangan video yang dimuat di aplikasi YouTube kepunyaannya.

Li Zehua adalah seorang jurnalis warga asal China. Dia adalah seorang jurnalis yang begitu ngotot memburu berita tentang wabah virus Corona yang terjadi di kota Wuhan.

Melansir laporan berita dari BBC. com (23/4/2020) dan South China Morning Post (23/4/2020), Li Zhua sempat dinilai lenyap dari muka publik selama hampir dua bulan. Dia masuk ke pemeriksaan polisi pada 26 Februari. Sejak saat itu dia tidak lagi terlihat ke hadapan publik.

Hingga pada beberapa hari lalu, Li Zehua mempublikasikan sebuah video. Dalam videonya itu, dia menyampaikan situasinya, terlebih khusus sejak ketidamunculannya.

Dalam video itu, dia mengatakan kalau dia menghabiskan dua pekan dalam masa karantina di kota Wuhan. Setelah itu, dia melakukan karantina di tempat asalnya. Karantina itu dibuat karena dia baru tiba dari kota Wuhan, yang dinilai sebagai tempat sensitif virus Corona.

Bahkan sejak bulan Maret, dia dilepaskan dari masa karantina dan diperbolehkan untuk tinggal bersama dengan keluarganya.

Li Zehua merupaka jurnalis masyarakat. Dia pergi ke Wuhan pada bulan Februari. Li Zehua sempat membuat video yang menjelaskan alasannya berada di kota Wuhan.

Dalam videonya itu, Li Zehua mengatakan kalau sebelum dia masuk ke Wuhan, seorang teman yang bekerja di media arus utama menyampaikan jika semua berita buruk mengenai pandemi sudah dikumpulkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah meminta untuk melaporkan berita-berita baik saja, seperti berita baik tentang kesembuhan para pasien.

Li Zehua sendiri meragukan informasi tersebut. Pasalnya, dia hanya mendengarnya dari seornag teman. Makanya, dia memberanikan diri untuk terjun langsung ke kota Wuhan.  

Di Wuhan, Li Zehua meliputi berita tentang penyebaran virus Corona dan kesibukan di tempat kremasi jenasah. Bahkan dalam laporannya, Li Zehua melaporkan kalau ada sesuatu yang salah terjadi di kota Wuhan (Business Insider.com 23/4/2020).

Liputannya itu ditonton oleh jutaan kali di salah satu aplikasi China, YouTube dan Twitter.

Pada tanggal 26 Februari, Li Zehua diangkut oleh pihak kepolisian. Alasan polisi karena Li Zehua dinilai mengganggu ketertiban umum, tetapi polisi tidak akan menuntutnya lebih jauh. Di kantor polisi, dia mendapat pemeriksaan, seperti sidik jari dan sampel darah. Dia juga diinterogasi.

Setelah itu, Li Zehua ditempatkan di fasilitas karantina karena kontaknya dengan tempat-tempat sensitif penyebaran virus Corona. Sementara itu, barang-barang elektroniknya diambil.

Menurut pengakuannya, di tempat karantina, Li Zehua dalam keadaan aman. Bahkan dia diperbolehkan untuk menonton TV China.

Setelah menjalani masa karantina di kota Wuhan, dia kemudian diantar ke tempat karantina di kota asalnya. Dua pekan karantina. Setelah melewati masa karantina itu, dia diperbolehkan untuk kembali ke keluarganya.

Li Zehua mengatakan kalau dalam proses pemeriksaan polisi dan karantina, dia tidak mengalami persoalan. Bahkan dia diperlakukan seturut aturan hukum. Bahkan pihak kepolisian berlaku perhatian kepadanya. Li Zehua juga menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh masyarakat.

Sejauh ini belum ada kabar dari dua orang jurnalis dan video-blogger Chen Qiushi dan Fang Bin.

Harapannya, kedua jurnalis ini mengalami nasib yang serupa dengan Li Zehua. Dalam mana, mereka tetap aman dan kelak akan kembali ke hadapan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun