Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

20 Provinsi di Filipina Negatif Covid-19, Kuncinya Apa?

23 April 2020   11:36 Diperbarui: 23 April 2020   11:35 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Filipina mulai memberlakukan kebijakan karantina wilayah pada 14 Maret. Awalnya, pemerintah menetapkan karantina wilayah kota metropolitan Manila. Alasannya, Metropolitan Manila mempunyai tingkat penyebaran kasus yang relatif tinggi.

Namun, keputusan itu berubah. Pemerintah kemudian memutuskan untuk melakukan karantina wilayah untuk pulau Luzon. Dan, pulau-pulau lain masih bergantung pada kebijakan pemerintah daerah masing-masing.

Pulau Luzon adalah salah satu pulau terbesar di Filipina. Di pulau ini, aktivitas politik dan ekonomi Filipina biasanya terjadi.

Pulau Luzon dikunci berdasar pertimbangan penyebaran kasus Covid-19. Dalam mana, bukan saja kota Metropolitan yang berpeluang terpapar Covid-19, tetapi itu bisa dan telah merambat ke tempat-tempat lain.

Sejauh ini, konsentrasi penyebaran virus Corona umumnya terjadi di kota metropolitan Manila dan beberapa kota dan provinsi yang berdekatan Manila. Sementara di beberapa tempat, kasus belum tidak terlalu banyak. Bahkan ada provinsi yang nol kasus Covid-19 sampai saat ini.

Hari ini, 23 April, merupakan hari ke-40 masa penguncian wilayah di Filipina. Walau kebijakan penguncian wilayah ini tidak menurunkan secara drastis kasus Corona di Metropolitan Manila, paling tidak ini memberikan kontribusi kepada daerah-daerah lain.

Pasalnya, semenjak pemberlakuan karantina wilayah, Presiden Filipina, Duterte menginstruksikan dengan tegas untuk menutup alur transportasi selama masa karantina. Semua jalur transportasi ditutup. Pemerintah juga bertindak ketat dan tegas. Tidak heran, ada yang berani berjalan kaki menempuh jarak ratusan kilometer karena transportasi publik berhenti beroperasi total.

Langkah ini terbilang efektif bila menimbang keselamatan daerah-daerah lain. Kalau saja, transportasi massa dibiarkan untuk beroperasi, bisa saja penyebaran Covid-19 akan meluas ke tempat-tempat lain.

Berdasar data yang tercatat pada 22 April, dari 81 provinsi yang ada di Filipina, ada 26 provinsi yang sudah dinyatakan negatif dari virus Corona. Dari 26 provinsi itu, ada 22 provinsi yang tidak mempunyai kasus sama sekali. Sementara, 6 provinsi sebelumnya mempunyai kasus virus Corona, tetapi para pasiennya sembuh atau telah meninggal dunia.

Provinsi yang saya tinggal hanya mempunyai 2 kasus. Kedua orang yang menderita penyakit Covid-19 ini dinyatakan sembuh.

Data terkahir per 22 April, ada 6710 kasus COvid-19 yang terjadi di negara Filipina. Metro Manila menjadi episenter kasus Corona. Masa penguncian wilayah ditargetkan untuk berakhir pada 30 April.

Ada beberapa opini yang mencuat sebelum tanggal yang ditargetkan sebagai akhir karantina wilayah. Salah satunya adalah melonggarkan waktu karantina dengan hanya menjalankan aktivitas-aktivitas tertentu. Tentunya, melonggarkan masa karantina wilayah juga beresiko.

Harapannya, pelonggaran itu dibarengi dengan upaya untuk tetap melindungi masyarakat. Kadar pelonggaran karantinanya berbeda di setiap daerah dan provinsi. Untuk provinsi-provinsi yang bebas Corona, pelonggarannya pasti agak bebas daripada di Metropolitan Manila.

Satu hal yang dipelajari dari penguncian wilayah yang ketat dan tegas adalah dampaknya bagi daerah-daerah yang berada di sekitar episenter Corona. Penguncian wilayah itu melibatkan penghentian sementara alur transportasi. Bahkan ada larangan tegas untuk melakukan perjalanan. Dampaknya, beberapa provinsi bebas dari virus Corona.

Padahal, kalau dilihat dari konteks wilayah Filipina, penyebaran virus Corona bisa gampang terjadi. Pasalnya, luas wilayah setiap provinsi terbilang kecil. Mobilisasi massa dan laju transportasi memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan.

Jadi, langkah mengunci alur transportasi terbilang sebagai pilihan yang tepat dan efektif. Langkah ini juga dibarengi dengan kontrol yang ketat dan tegas. Mobilisasi massa berkurang, walau tidak sedikit juga yang memutuskan untuk berjalan kaki.

Tidak sampai di situ, orang-orang yang baru tiba dari tempat yang dianggap sebagai episenter Corona akan dikarantina. 14 hari.

Mereka yang tiba sebelum masa karantina diminta untuk berinisiatif melakukan karantina di rumah. Sementara yang tiba di awal-awal masa karantina, mereka akan dikarantina di tempat yang telah disiapkan.

Agak sangat sulit untuk membandingkan konteks Filipina dan Indonesia. Pasalnya, dari luas wilayah saja, Filipina terbilang kecil kalau diukur dengan luas wilayah Indonesia. Luas wilayah Filipina hanya 300 ribu km2 dan Indonesia mempunyai wilayah sekitar 1. 9 juta km2.

Meski Filipina mempunyai wilayah yang kecil , tetapi Filipina mempunyai jumlah provinsi yang lebih banyak daripada di Indonesia. Indonesia hanya mempunyai 34 provinsi, sementara Filipina mempunyai 81 provinsi.

Makanya, luas wilayah provinsi di Filipina terbilang kecil kalau dibandingkan dengan wilayah provinsi di Indonesia. Misalnya, perjalanan dari provinsi saya tinggal ke provinsi tetangga hanya membutuhkan satu-satu setengah jam perjalanan.

Sementara kalau di Indonesia, luas provinsi kita relatif besar. Kita membutuhkan waktu tempuh agak lama. Contohnya, wilayah NTT. Pulau Flores sendiri kalau untuk konteks Filipina bisa dibagi dalam dua atau tiga provinsi. Tetapi, pulau Flores itu masih menjadi bagian dari provinsi NTT.

Penguncian wilayah di Filipina patut dipelajari. Penguncian wilayah mesti dibarengi dengan tindakan ketat dan tegas, terkhusus pada mobilisasi massa.

Pembatasan mobilisasi masa secara ketat dan tegas memberikan dampat yang efektif. Pembatasan ini kian efektif bila dimulai konteks komunitas yang lebih kecil, seperti desa dan kabupaten.

Semakin ruang lingkup diperketat, peluang penyebaran pun semakin dikontrol. Tetapi kalau mobilisasi massa tetap dibiarkan, peluang keterjangkitan virus Corona akan selalu terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun