Di sisi lain, masyarakat pastinya kesulitan secara ekonomi. Belum tentu, situasi dan kondisi kabupaten memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan harian.
Apalagi saat ini di Filipina secara umum sedang terjadi musim panas. Waktu yang tidak tepat untuk bercocok tanam. Selain itu, pemerintah belum tentu mampu untuk menyuplai kebutuhan harian masyarakat dalam jangka waktu yang lama.
Siang ini, saya mendengar cerita dari seorang pastor. Menurutnya, salah satu pekerja di rumah biara itu mempunyai banyak anggota keluarga. Karena ketiadaan pendapatan, mereka hanya bisa mengonsumsi nasi dengan bagoong.
Bagoong merupakan makanan khas di Filipina dan biasanya dikonsumsi oleh masyarakat. Umumnya, bagoong merupakan hasil olahan ikan yang dihaluskan dan rasanya sangat asin. Gampang ditemukan di pasar. Harganya terjangkau.
Bagi keluarga dari pekerja di rumah biara itu, bagoong ini menjadi teman dari nasi selama masa karantina. Ini artinya situasi sudah agak sulit. Makanya, kalau pemerintah tetap melakukan perpanjangan, hidup masyarakat kian rumit.
Pemberlakukan cara kerja di pos checkpoint yang begitu ketat tidak memungkinkan masyarakat untuk semaunya bepergian keluar.
Memberlakukan aturan ketat di checkpoint sangatlah penting. Bahkan tugas di checkpoint bisa menjadi tolok ukur utama untuk melindungi sebuah wilayah dari keterjangkitan virus Corona.
Terbukti, aturan di pos checkpoint yang teratur dan disiplin yang sering diberlakukan di pintu keluar kabupaten di sini telah berhasil menjaga kabupaten ini dari Covid-19.
Kalau cara kerja di pos checkpointnya ketat, teratur, dan disiplin, keselamatan masyarakat pun pasti semakin terjamin. Sebaliknya, kalau pos checkpointnya tidak ketat, peluang keterjangkitan sebuah wilayah semakin besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H