Pemberian nama kepada seseorang yang baru lahir sangatlah penting. Nama itu akan menjadi identitas bagi seseorang selama hidupnya. Karenanya, orangtua begitu selektif, peka dan kreatif memberikan nama kepada anak mereka.
Tidak jarang, pemberian nama itu melibatkan sebuah permenungan. Permenungan pada situasi kapan anak dilahirkan, tanggal dan bulan lahir, proses kelahiran dan lain sebagainya. Tujuannya, agar nama itu mempunyai makna dan membahasakan si pemilik nama itu.
Barangkali secara umum, nama yang kita sandang saat ini merupakan hasil pemberian orangtua. Saya kira itu juga bukan sekadar diberikan kepada kita. Pastinya, ada inspirasi tertentu di balik nama kita. Suka atau tidak, kita mesti menerima kenyataan, walaupun kemudian kita tidak menyukai dan tidak merasa nyaman dengan nama yang kita miliki itu.
Nama Menunjukkan Diri Kita
Pada dasarnya pula, setiap tempat dan budaya mempunyai cara memberikan nama kepada seorang anak. Ini juga bergantung pada selera dan cara pandang orangtua. Cara pandang orangtua juga bergantung pada situasi yang terjadi saat anak itu lahir dan budaya yang dianuti oleh orangtua.
Di beberapa tempat di Filipina, nama seseorang bisa menunjukkan identitas ayah dan ibu. Paling tidak, seseorang mempunyai tiga kata untuk namanya. Nama pertama bebas dipilih. Nama tengah (middle name) itu dikhususkan untuk ibu. Sementara itu, nama belakang adalah nama ayah (last name).
Misalnya, Feli Biscaras Bueno (bukan nama sebenarnya). Biscaras adalah middle name dan ini menunjukkan nama belakang ibunda dari Feli. Bueno adalah last name dan ini menunjukkan nama ayah dari Feli. Dengan ini, mereka gampang mengidentifikasi siapa ayah dan ibu dari seseorang. Menarik, bukan?
Tidak heran, di setiap dokumen di Filipina, selalu tersedia kolom nama pertama (first name), nama tengah (middle name) dan nama terakhir (last name).
Ini agak merepotkan. Beberapa kali saya ditanyakan tentang middle name. Ketika saya memberikan nama tengah sebagai jawaban, mereka bingung. Pasalnya, nama tengah saya berbeda dengan nama ibu saya. Â
Ya, middle name selalu menjadi persoalan untuk kita yang berwarga negara Indonesia. Pasalnya, walaupun nama kita terdiri dari tiga kata, belum tentu nama tengah itu merupakan nama dari ibu kita. Boleh jadi, nama tengah itu hasil kreativitas orangtua atau juga karena faktor lain seperti faktor budaya.
Misalnya, nama saya terdiri dari empat kata. Nama belakang (last name) menunjukkan nama ayah saya. Namun, nama tengah (middle name) bukanlah nama ibu saya. Besar kemungkinan, nama tengah itu merupakan kreasi orangtua.
Jadi, seturut aturan penamaan di Filipina, tiga kata pertama dari nama saya menjadi nama pertama (first name) bila ditempatkan di dokumen. Saya pun mesti melowongkan kolom "middle name." Jika saya mengisinya sebagai middle name, orang akan bingung karena nama tengah itu berbeda dengan nama ibu saya. Â
Last name sebagai nama ayah kita mungkin sudah biasa terjadi di konteks budaya kita. Tetapi middle name sebagai nama ibu adalah hal yang baru bagi saya. Mungkin saja, ada hal yang sama dipraktikkan di Indonesia, saya belum tahu.