Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua Kehilangan Kreativitas, Bukan Karena Google, Tetapi...

15 April 2020   08:45 Diperbarui: 15 April 2020   08:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belajar di Rumah dari Shutterstock.com

Sementara itu, orangtua hanya berada pada lanskap dan waktu terbatas. Tugas orangtua mungkin sebatas pada perilaku moral anak, membantu mengecek pekerjaan rumah, sesekali mengecek pelajaran di sekolah, dan pelbagai fungsi administrasi demi kepentingan sekolah anak.

Situasi berbanding terbalik saat ini. Orangtua seolah bermain peran penuh. Harus menjadi guru bagi anak-anak. Menjadi guru yang bisa mempresentasikan, menjelaskan dan meyakinkan anaknya sendiri tentang bahan dari sekolah. Tugasnya tidak sederhana. Butuh kemampuan khusus.

Kemampuan itu sendiri bukan sekali jadi. Bayangkan saja, seorang yang menggeluti profesi menjadi guru mesti bersekolah 4-5 tahun untuk meraih gelar Sarjana Kependidikan. Sejatinya, pendidikan ini juga dibaluti dengan bakat atau passion mengajar.

Selain itu, mereka juga ditempa dengan pengalaman mengajar bertahun-tahun. Jadi, guru itu sebuah panggilan hidup yang tidak semua orang bisa menggelutinya.

Tidak heran, orangtua kehilangan kreativitas dengan sistem belajar dari rumah. Media tidak bisa menjawabi keterbatasan orangtua.

Bandingkan dengan  para guru yang mengajar tanpa menggunakan media seperti Powerpoint, Google, TV, dan media tertentu. Mereka tetap bisa menyajikan bahan dengan baik. Bahkan para siswa lebih mengerti dengan baik bahan yang disajikan daripada lewat media internet.

Pada titik ini, kita pun menyadari tentang profesi seorang guru di sekolah. Tidak gampang. Karena kesadaran ini, kita patut menghargai kerja mereka.

Saya yakin guru juga mempunyai kesulitan dan tantangan seperti yang dialami oleh sebagian besar orangtua saat ini. Kesulitan dan tantangan dalam menyortir bahan kepada para siswa di sekolah.

Lebih sulit lagi karena mereka bukan hanya satu, dua, sampai tiga siswa bergantung jumlah anak, tetapi banyak orang. Banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda.

Belajar di rumah sekiranya membuka mata tentang makna profesi sebagai guru. Untuk apa menuntut guru kalau kita sendiri tidak bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak.

Sebaliknya, kita coba memahami ternyata profesi guru itu mempunyai pelbagai tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan itu ikut membentuk kualitas seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun