Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar dari Bruce Willis dan Demi Moore yang Tinggal Serumah Selama Masa Karantina, Meski Sudah Bercerai

14 April 2020   18:42 Diperbarui: 15 April 2020   01:02 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa lockdown menghadirkan pelbagai situasi. Bahkan tidak jarang terjadi situasi yang tak terduga.  

Pasalnya, sebagian besar dari kita terpaksa harus tinggal dan berada di rumah. Kita mesti berada dengan anggota keluarga kita. Bukan hanya sehari atau sepekan, tetapi itu bisa berlangsung sebulan penuh.

Mungkin sebagian besar orang, tinggal di rumah menjadi kesempatan untuk berada bersama dengan keluarga. Kesempatan yang berkualitas untuk membangun relasi sebagai sebuah keluarga.

Namun, apa jadinya kalau relasi antara sesama anggota keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada perpisahan yang terjadi karena persoalan. Tinggal serumah, tetapi pisah ranjang.

Ada konflik. Konflik yang sempat tak terselesaikan. Rutinitas di luar rumah menjadi wadah untuk menghilangkan situasi suram itu. Berada dan bekerja di luar rumah sempat menenangkan situasi itu. Paling-paling, pulang rumah saat sudah lelah. Keesokan harinya kembali beraktivitas seperti semula. Situasi di rumah pun terlupakan.

Wabah virus corona mengubah situasi. Rutinitas di luar rumah berhenti. Tinggal dan berada di rumah adalah pilihan yang tak bisa dielak. Jadinya, mau atau tidak mau, setiap orang harus berada dengan orang-orang serumah, walau ada luka batin dan masa suram yang belum terselesaikan dalam relasi itu sendiri.

Meski demikian, malah ada yang merasa biasa-biasa saja tinggal serumah dengan mantan patner. Adalah aktor Hollywood, Bruce Willis (65 tahun) dan Demi Moore (57 tahun).

Melansir laporan berita dari the guardian. com (7/4/2020), Bruce Willis dan Demi Moore harus menghabiskan waktu serumah selama masa karantina. Padahal, keduanya sudah bercerai sejak tahun 2000.

Sebelumnya, mereka pernah menghabiskan waktu sebagai pasangan suami-istri selama 13 tahun. Mereka menikah di tahun 1987. Pernikahan itu melahirkan tiga orang anak, Rumer (31 tahun), Tallulah (26 tahun) dan Scout (28 tahun).

Di tengah situasi karantina, kedua mantan pasangan ini sudah menghabiskan masa karantina lebih dari dua pekan bersama dengan ketiga anak mereka, pacar dari  kedua anak mereka dan salah seorang asistan Demi Moore.  

Walau bercerai, aktor yang terkenal dengan perannya dalam film Die Hard ini tetap menjalin komunikasi dengan Demi Moore. Relasi bukan sebagai suami-istri, tetapi orangtua bagi ketiga anak mereka.

Bruce Willis sendiri sudah menikah dengan seorang model, Emma Heming di tahun 2009. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniakan dua orang anak, Mabel (8 tahun) dan Evelyn (5 tahun). Emma Heming sendiri menghabiskan waktu dengan kedua putri hasil pernikahannya dengan Bruce Willis.

Menariknya, Emma Heming tidak mempersoalkan kondisi tersebut. Bahkan dalam media sosialnya, Emma Heming menulis kalau dia mencintai dan merindukan mereka (Willis, Moore dan keluarganya) (dailymail.co.uk 13/4/2020).

Tidak hanya itu, di saat pernikahan dan pembaharuan janji nikah tahun lalu antara Bruce Willis dan Emma Heming, Demi Moore turut hadir dalam acara itu.

Mungkin untuk konteks Indonesia, situasi akan menjadi berbeda. Bertemu dan berada dengan mantan pasangan hidup merupakan pengalaman yang sulit.

Terlebih lagi kalau ada duka dan luka yang pernah tergores dari perpisahan yang terjadi. Kecenderungan yang dilakukan adalah menghindar dan tidak mau bertemu dengan mantan tersebut.

Ini kisah tentang seorang teman. Seorang wanita dan ibu dua orang anak. Tak disangka kalau mantan suami memutuskan untuk pulang ke rumahnya pekan lalu. Kepulangannya itu berkaitan dengan situasi wabah virus Corona. Dia tidak bisa menolak.

Ada dua alasan dari mantan suaminya pulang ke rumah itu. Pertama, rumah itu dibeli oleh suaminya itu. Karena suaminya sering keluar untuk urusan pekerjaan, maka dia tetap diperbolehkan untuk tinggal di rumah itu bersama kedua anak mereka.

Alasan kedua, rumah itu menjadi tempat yang nyaman bagi mantan suami untuk menepi di tengah wabah virus Corona. Pekerjaan berhenti. Sembari menanti panggilan dari tempat kerja, dia memutuskan untuk tinggal di rumah itu. Pulang ke kampung halaman terbilang jauh dan memakan ongkos yang tidak sedikit.

Selain itu, rumah itu juga menjadi tempat kediaman mereka selama belasan tahun menikah. Situasinya sudah familiar baginya. Mereka juga mempunyai relasi yang baik dengan para tetangga.

Teman ini mempunyai niat untuk pulang ke rumah orangtuanya. Bahkan orangtuanya yang mendesak agar dia pulang ke rumah di saat suaminya tinggal di rumah itu.

Orangtuanya tahu dengan situasi dan alasan di balik perceraian mereka. Karena tidak ingin memperkeruh situasi, orangtuanya menginginkannya untuk pulang.  

Situasi tidak mengijinkan saat kedua anaknya tidak mau mengikutinya ke rumah orangtuanya. Kedua anaknya lebih suka berada di rumah itu.

Selain karena kangen dengan ayah mereka, rumah orangtuanya berada di tempat yang bercuaca panas. Sementara itu, cuaca di tempat tinggal mereka agak sejuk dan nyaman bagi mereka.

 Jadi, dia memutuskan untuk tinggal di rumah itu. Tinggal bersama mantan suami. Entah sampai kapan. Relasi terasa hambar. Perbincangan pun ala kadarnya. Banyak waktu yang dihabiskannya di kamar.  

Untuk mengisi waktunya, dia kembali menghidupi bisnis yang sempat mati. Dengan bisnis itu, paling tidak dia mempunyai kesibukan. Dia juga bisa terhindar dari mantan suaminya.

Meski demikian, ketidaknyamanan itu tetap ada. Duka dan luka batin di masa lalu tetap ada di dalam hati. Hanya alasan anak, dia memutuskan untuk tinggal di rumah itu. Tidak ada pilihan lain.

Mungkin pilihan karantina ini begitu berat untuknya saat ini. Tetapi di balik itu, dia sekiranya bisa mengambil hikmah untuk membangun komunikasi. Meski sudah bercerai, paling tidak komunikasi berjalan hangat demi kepentingan kedua orang anak mereka.

Saya kira pengalaman Bruce Willis dan Demi Moore serta teman saya ini bisa menjadi salah satu pengalaman dari orang lain di masa karantina. Pilihan tinggal di rumah mungkin bukan pilihan yang tepat bagi mereka.

Bukan hanya soal pekerjaan dan pendapatan yang hilang. Tetapi mereka juga berhadapan dengan relasi yang retak, kaku dan hambar, tetapi tidak sempat diperbaiki.  

Sekiranya, pilihan tinggal di rumah menjadi momen untuk memperbaiki relasi tersebut. Komunikasi menjadi salah satu cara untuk membangun kembali relasi yang telah retak itu. Komunikasi itu bertujuan agar ada pemahaman antara satu sama lain, terlebih khusus dalam mendidik anak-anak dan menguatkan keluarga.

Setiap situasi selalu menyimpan pelajaran yang berharga. Tinggal di rumah bersama anggota keluarga merupakan pelajaran yang berharga. Apalagi itu berada di tengah situasi di mana relasi antar anggota keluarga begitu hambar dan kaku. 

Bisa jadi, tinggal di rumah ini menjadi momen untuk mencairkan situasi yang kaku dan membenarkan relasi yang sementara rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun