Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Corona Mengingatkan Kita Adalah Mortal

11 April 2020   16:55 Diperbarui: 11 April 2020   17:07 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto Bussiness Insider.com

Kita boleh berspekulasi menurut data dan pengalaman yang telah terjadi. Namanya spekulasi, akurasinya juga sangat bergantung. Bergantung pada proses penanganan pada kasus yang terjadi.

Kalau penanganannya cepat dan akurat, bisa saja spekulasinya bisa benar. Tetapi kalau tidak, spekulasi itu bisa hanya tinggal catatan data dan retorika.

Wabah virus Corona sedang menguji dan menantang kelemahan kita sebagai manusia. Kita boleh memiliki banyak hal, tetapi hal itu belum tentu memampukan kita berhadapan dengan virus Corona.

Kita terpaksa tinggal dan berdiam di rumah dengan pelbagai harapan. Berharap virus Corona tidak masuk ke rumah dan keluarga kita. Berharap agar wabah ini berlalu. Juga, sembari berharap kepada upaya pihak medis, kita juga berharap lewat iman dan kepercayaan kita.

Sisi kemanusiaan kita seolah berada di ambang batas. Karenanya, mau tidak mau kita beralih pada Sang Khalik yang memiliki kekuatan tak terbatas.

Serangan wabah virus Corona menunjukkan kepada kita kalau kekuatan yang kita miliki bukanlah segalanya. Barang kali kita kerap membanggakan siapa dan apa yang kita miliki. Tetapi, semuanya itu bisa tidak berarti apa-apa saat berada dalam situasi batas.

Situasi batas yang bisa saja kita hadapi seperti kesusahan, sakit, umur tua dan kematian. Situasi batas itu juga berupa wabah virus Corona yang mendera kita saat ini. Kita berhadapan dengan penyakit tanpa solusi yang pasti. Kita terbatas untuk menemukan vaksin dan obat yang ampuh.

Terbukti, kita tidak berdaya di hadapan virus yang tak terlihat mata ini. Kita harus berhenti dari aktivitas dan rutinitas kita.

Barangkali selama ini, kita membanggakan rutinitas kita sebagai kemuliaan diri, namun semuanya itu luluh di hadapan wabah virus Corona. Kita berhenti dari rutinitas kita.

Apa yang kita miliki juga tidak berarti apa-apa di depan wabah Corona. Harta, kekuasaan dan posisi masih sulit menaklukan serangan virus Corona.

Malah sebaliknya. Kekuatan ekonomi tergoncang. Pengangguran melimpah ruah. Krisis perlahan datang, merayap dan siap menggerogoti kestabilan kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun