Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Begini Cara Taiwan Memantau Masyarakat Berstatus Karantina Rumah

1 April 2020   19:10 Diperbarui: 1 April 2020   19:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah krisis Covid-19, kita harus mengakui peran kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Belajar, bekerja dan berdoa dari rumah menjadi mungkin terjadi karena adanya kemajuan teknologi internet.

Tak bisa dibayangkan kalau krisis ini terjadi di saat kemajuan internet masih terbatas. Pastinya, pelbagai kesulitan dihadapi dalam menerapkan program belajar, bekerja dan berdoa dari rumah.

Mungkin hal ini masih terjadi di tempat-tempat yang masih sulit dengan signal internet. Belajar, bekerja dan berdoa di rumah mungkin dilakukan dengan pendekatan lain.

Tetapi di tempat-tempat yang sudah mempunyai akses signalinternet yang bagus, prihal beraktivitas dari rumah bukanlah persoalan. Bahkan bisa saja terjadi orang akan lebih memilih beraktivitas dari rumah daripada pergi dan berada di luar rumah.

Di balik kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh teknologi saat ini, pemerintah Taiwan mempunyai cara memanfaatkan teknologi itu.

Signal Phone dipakai dalam membantu pemerintah untuk memantau dan mengontrol warganya yang berada di bawah status karantina rumah. Berkat kemajuan sistem teknologi ini, pemerintah Taiwan bisa mengecek dan mengontrol warga negaranya yang masuk dalam status karantina rumah.

Mereka yang masuk dalam status karantina rumah ini umumnya adalah mereka yang pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. Pasalnya, kasus pertama Covid-19 merupakan kasus yang dibawah dari luar Taiwan. Waktu karantinanya 14 hari. Dalam jangka waktu ini, mereka tidak diperkenankan untuk keluar dari rumah.

Melansir tulisan di Quartz (1/4/2020), sejak virus Corona masuk Taiwan di bulan Januari, sudah ada 55,000 orang yang masuk dalam data pengawasan pemerintah yang berstatuskan karantina rumah. Menariknya, pemerintah mengecek dan mengontrol mereka ini lewat smartphone mereka.

Kontrol lewat smartphone membantu pemerintah. Dalam mana, pemerintah bisa tahu apakah mereka yang masuk dalam karantina rumah ini setia dan taat berada di rumah ataukah berada di tempat lain.

Sistem monitor yang diterapkan oleh pemerintah Taiwan ini dinamakan, "digital fence" (pagar digital). Setiap orang yang berada dalam status karantina akan dipantau lewat signal phone mereka.

Saat seseorang yang berada di bawah aturan karantina ini melanggar aturan, dia akan segera mendapat pemberitahuan dari otoritas. Pemberitahuannya lewat test di phone. Bahkan yang bersangkutan bisa didenda dengan 33,000 dollar kalau kedapatan melakukan pelanggaran berat.

Sistem ini dibangun seminggu sejak Kasus virus Corona terjadi di Taiwan. Aksi cepat ini berdampak pada hasil, yang mana Taiwan mampu mengatasi Wabah virus Corona dengan cepat.

Pemerintah Taiwan melihat sistem ini sebagai alternatif untuk meringankan atau memudahkan kerja pemerintah. Kekurangan pekerja di instansi pemerintah gampang diantisipasi berkat kahadiran teknologi ini.

Teknologi ini bukannya tanpa kelemahan. Kelemahan utamanya kalau tidak ada signal. Jadi ini tidak berlaku di tempat-tempat yang terjangkau signal. Makanya, pemerintah Taiwan membangun menara-menarla untuk menunjang jangkauan signal ke tempat-tempat sulit.

Selain itu, pemerintah Taiwan juga bekerja dengan pihak kepolisian. Pemerintah memberikan data tentang orang-orang yang masuk dalam daftar karantina. Pasalnya, tidak sedikit orang yang meninggalkan phone di rumah sementara mereka berada di luar rumah.

Dengan data yang akurat, pihak kepolisian bisa tahu siapa-siapa saja yang berada  berada dalam karantina yang berada di wilayah mereka.

Teknologi ini sendiri hanya berlaku di masa pandemi Corona. Di saat pandemi Corona ini berlalu, sistem ini pun tidak dilanjutkan. Resikonya besar karena ini bisa mengganggu data pribadi pengguna phone.

Teknologi yang dibangun oleh pemerintah Taiwan patutlah diapresiasi. Untuk konteks Indonesia, mungkin masih belum bisa diterapkan secara merata.

Meski demikian, bukan tidak mungkin teknologi ini menjadi alternatif yang membantu pemerintah dalam mengontrol dan memantau warga masyarakat di tengah situasi krisis.

Selain itu, hal ini juga menyadarkan kita tentang peran teknologi. Teknologi memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi kita. Karenanya, kita ditantang untuk memanfaatkan teknologi ini demi kepentingan dan kebutuhan kita.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun