Sistem ini dibangun seminggu sejak Kasus virus Corona terjadi di Taiwan. Aksi cepat ini berdampak pada hasil, yang mana Taiwan mampu mengatasi Wabah virus Corona dengan cepat.
Pemerintah Taiwan melihat sistem ini sebagai alternatif untuk meringankan atau memudahkan kerja pemerintah. Kekurangan pekerja di instansi pemerintah gampang diantisipasi berkat kahadiran teknologi ini.
Teknologi ini bukannya tanpa kelemahan. Kelemahan utamanya kalau tidak ada signal. Jadi ini tidak berlaku di tempat-tempat yang terjangkau signal. Makanya, pemerintah Taiwan membangun menara-menarla untuk menunjang jangkauan signal ke tempat-tempat sulit.
Selain itu, pemerintah Taiwan juga bekerja dengan pihak kepolisian. Pemerintah memberikan data tentang orang-orang yang masuk dalam daftar karantina. Pasalnya, tidak sedikit orang yang meninggalkan phone di rumah sementara mereka berada di luar rumah.
Dengan data yang akurat, pihak kepolisian bisa tahu siapa-siapa saja yang berada  berada dalam karantina yang berada di wilayah mereka.
Teknologi ini sendiri hanya berlaku di masa pandemi Corona. Di saat pandemi Corona ini berlalu, sistem ini pun tidak dilanjutkan. Resikonya besar karena ini bisa mengganggu data pribadi pengguna phone.
Teknologi yang dibangun oleh pemerintah Taiwan patutlah diapresiasi. Untuk konteks Indonesia, mungkin masih belum bisa diterapkan secara merata.
Meski demikian, bukan tidak mungkin teknologi ini menjadi alternatif yang membantu pemerintah dalam mengontrol dan memantau warga masyarakat di tengah situasi krisis.
Selain itu, hal ini juga menyadarkan kita tentang peran teknologi. Teknologi memberikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi kita. Karenanya, kita ditantang untuk memanfaatkan teknologi ini demi kepentingan dan kebutuhan kita.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H