Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangankan Memikirkan Anggaran Keluarga, Pendapatan Saja Tidak Ada

29 Maret 2020   18:27 Diperbarui: 30 Maret 2020   13:04 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Bussiness Insider

Para pekerja konstruksi ini adalah segelintir orang yang berharap dari pendapatan lewat kerja harian. Ada begitu banyak pekerja yang bergantung pada pendapatan harian atau pekerja musiman. Ketika mereka kehilangan pekerjaan karena situasi tertentu, mereka pun kehilangan pendapatan mereka.

Mereka inilah yang ikut merasakan dampak dari keputusan lockdown dan karantina total. Tidak masalah kalau pemerintah memberikan jaminan bagi mereka. Paling kurang mereka mendapat jaminan untuk kebutuhan hidup selama waktu karantina itu.

Tetapi kalau jaminan itu terbatas, rentetan persoalan lain bisa saja bermunculan. Ya, kebutuhan perut tidak boleh dipandang sebelah mata. Kebutuhan perut acap kali menjadi muara dari persoalan di tengah masyarakat.

Inilah hal yang perlu dipertimbangkan secara matang di tengah keputusan untuk melakukan karantina. Persoalan anggaran kebutuhan pokok dari masyarakat mesti sudah ditakar dengan baik agar tidak terjadinya protes dan persoalan lanjutan.  

Mungkin sebagian orang berpikir tentang membengkaknya anggaran selama masa liburan. Tetapi kita harus ingat, sebagian orang juga sedang berpikir tentang anggaran harian yang hilang bersama lenyapnya pekerjaan dan pendapatan harian mereka. 

Untuk saat ini mereka sedang berpikir bertahan hidup dalam situasi karantina dan tinggal di rumah.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun