Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Presiden Filipina, Duterte Menyatakan Ibu Kota Negara Dikarantina Karena Covid-19

13 Maret 2020   05:52 Diperbarui: 13 Maret 2020   13:51 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Filipina juga menyatakan kalau ada dua orang yang teridentifikasi menderita penyakit virus corona di satu desa atau satu kabupaten, maka desa dan kabupaten itu pun mesti melakukan aksi karantina. Tujuannya agar kasus tidak menyebar luas.

Di balik upaya ini, Presiden Duterte juga meningatkan masyarakat untuk tidak panik dengan situasi yang terjadi. Upaya ini merupakan bagian dari perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, kecemasan hanya akan menimbulkan persoalan baru di tengah masyarakat.

Penutupan kota Manila dari beberapa aktivitas publik merupakan salah satu solusi dalam menghadapi ancaman penyakit virus Corona. Betapa tidak, sejauh ini belum ada obat ampuh yang memberikan efek secara langsung kepada penderita. Kesembuhan selalu bergantung pada pelayanan dan fasilitas medis yang dimiliki. Serta ini didukung oleh resistensi diri dari penderita.

Sejauh ini belum ada langkah dari pemerintah Indonesia untuk melakukan seperti apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah Filipina. Tentunya, kita mau terjadi seperti itu.

Bukan tidak mungkin hal ini bisa menghadirkan efek kepanikan kalau tidak dibarengi dengan penjelasan yang komprehensif atas solusi karantina tersebut. Apalagi kalau tingkat pemahaman masyarakat tentang penyakit Corona terbatas, bisa jadi solusi karantina hanya membuat masyatakat menjadi salah mengerti yang berujung pada pola tingkah laku yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun