Menurutnya, yang paling penting adalah setiap orang menghargai satu sama lain tanpa mempertimbangkan ras, gender dan orientasi sexual.
Kisah nomor 24 dari dunia sepak bola di Brasil bisa membuka pikiran tentang makna dari olahraga tersebut. Sepak bola bisa menjadi ladang advokasi yang mendukung keadilan sosial dan kesetaraan gender.
Kalau hal ini terus terjadi dan dilakukan, bukan tidak mungkin homophobia bisa terhapus dari jejak pikiran suporter. Yang dipraktikan dan dikenang adalah toleransi dan respek di antara satu sama lain. Â
Sumber tulisan: Tom Sanderson dalam Yellow & Green Football dalam theguardian.com (10/3/2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H