Tindakan kekerasan di ruang pendidikan menunjukkan kecacatan dari proses pendidikan itu sendiri. Marwah utama pendidikan seharusnya untuk memanusiakan manusia.
Dalam proses ini, seorang peserta didik dibentuk dan diarahkan menjadi pribadi yang berakhlak dan berprikemanusiaan. Dengan ini, dia sekiranya tahu menghargai dan menghormati sesama.
Namun kalau hal yang terjadi sebaliknya, boleh jadi komponen yang menopang proses pendidikan tidak berperan secara maksimal. Â Atau juga, proses pendidikan hanya berorientasi agar siswa menyelesaikan bangku sekolah tanpa mengevaluasi kualitas ouputnya.
Dengan kata lain, Â prinsip yang diemban adalah yang penting siswanya tamat sekolah dan kualitas tidak perlu dipedulikan.
Kalau prinsip ini yang diemban, tidak heran karakter peserta didik berjalan ke arah yang positif.
Kekerasan di dunia pendidikan merupakan lonceng yang sekiranya mengganggu telinga pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan dunia pendidikan. Ini merupakan sinyalemen dari sebuah kegagalan dari proses pendidikan. Â
Ini juga panggilan untuk mengevaluasi proses pendidikan agar proses pendidikan itu benar-benar bertujuan untuk menghasilkan pribadi yang berkarakter baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H