Hal ini bisa terjadi karena anak-anak tidak mau dikontrol secara berlebihan atau orangtua begitu protektif. Segala postingan mesti dipertanyakan dan dinilai padahal apa yang diposting belum tentu menjerumuskan.
Terlebih lagi kalau pola kontrol itu langsung dimainkan di medsos. Jadinya bukan hanya anak yang membaca, tetapi nasihat dan kata-kata orangtua dibaca oleh orang lain. Ujung-ujungnya anak tidak menjadi nyaman dan kemudian membuat account baru.
Salah satu teman bercerita tentang anak dari saudaranya. Anak dari saudaranya itu nekad memutus pertemanan dengan ibunya di salah satu platform medsos karena ibunya yang terlalu peduli dengan postingannya. Setiap postingan selalu dikomentari dan dinilai. Jadinya si anak tidak nyaman saat bermedsos.
Seharusnya apa yang terjadi di medsos bisa didiskusikan di luar halaman medsos. Mencampuri secara langsung urusan anak di medsos hanya akan menciptakan ketidaknyaman bagi anak.
Orangtua perlu mempelajari anak dari medsos mereka. Berteman dengan mereka di medsos tetapi tetap membuat mereka nyaman bermedsos.
Andaikata ada yang berseberangan, perjumpaan langsung atau kontak secara pribadi menjadi cara untuk tetap menghargai privasi dan kenyamanan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H