Rekor tak terkalahkan yang ditorehkan Liverpool sejauh ini di Liga Inggris menjadi salah satu catatan sejarah. Para fans Liverpool sendirinya pasti bersukaria dan bangga dengan pencapain itu. Sebaliknya, para fans tim-tim lawan berharap agar rekor itu segera berakhir.
Seorang teman yang kebetulan fans Manchester United begitu tidak suka saat berbicara tentang pencapaian Liverpool di Liga Inggris. Saat Liverpool tumbang di tangan Atletico Madrid (0-1), teman ini berspekulasi kalau itu merupakan awal kejatuhan Liverpool.
Reaksi teman ini merupakan salah satu gambaran yang biasa dijumpai pada diri seorang fans sebuah klub sepak bola. Ada harapan agar tim lawan tumbang, sementara tim favorit bisa menang dan menang. Sebaliknya hati terasa sakit saat tim favorit kalah dan tim lawan selalu menang.
Seorang bocah, Daragh Curley, suporter Manchester United menulis surat kepada Jurgen Klopp, pelatih Liverpool. Terasa aneh seorang fans Manchester United menulis surat untuk pelatih Liverpool bila menimbang dari sejarah panjang kedua klub di Liga Inggris.
Bocah berusia 10 tahun ini menulis sebuah surat protes kepada Jurgen Klopp. Secara umum surat itu berisi permohonan kepada Klopp agar Liverpool bisa kalah pada beberapa pertandingan sehingga Livepool pun tidak memenangi Liga Inggris.
Dalam salah satu bagian dari suratnya itu, Daragh menulis kalau Liverpool memenangi terlalu banyak laga. Jika Liverpool memenangi sembilan pertandingan yang tersisa, Liverpool akan mempuyai rekor tak terkalahkan di Liga Inggris.
Lebih jauh, Daragh menulis kalau sebagai seorang fan MU, pencapaian Liverpool membuatnya sangat sedih (talksport.com 21/2/2020).
Sebenarnya tulisan surat ini merupakan tugas sekolah dari bocah yang berasal dari County Donega, Irlandia Utara ini. Bermula dari tugas sekolah, suratnya dan balasannya dari Jurgen Klopp menjadi viral. (bbc.com 20/2/2020).
Tak di sangka pelatih Liverpool yang berasal Jerman itu tidak menganggap sebelah mata surat dari bocah yang merupakan fans Manchester United tersebut. Jurgen Klopp membalas suratnya dengan isi cukup menarik.
Pada awalnya Klopp memuji ketekunan dan passion dari bocah sebagai seorang fans yang menulis surat untuknya. Di balik pujian itu, Klopp juga mengatakan kalau timnya tidak akan membuang poin demi kepentingan si bocah.
Dengan kata lain, Jurgen Klopp menolak permintaan dari bocah itu karena apa yang terjadi pada Liverpool merupakan bagian dari sepak bola. Kalah dan menang adalah siklus dari sebuah kompetesi. Â
Menurut pengakuan sang ayah, Daragh mempunyai tujuan dan isi surat yang berbeda dari teman-teman sekelasnya. Sebagian besar temannya menulis surat sebagai seorang suporter kepada idol mereka.
Sebaliknya Daragh menulis surat yang berisi komplain kepada Klopp yang tampil gemilang bersama timnya Liverpool di Liga Inggris. Surat itu dibuat pada bulan Januari lalu (talksport.com 21/2/2020).
Surat bocah berusia 10 tahun itu tidak bertepuk sebelah tangan. Awalnya keluarga Daragh begitu terkejut saat mendapatkan surat yang mengatasnamakan Daragh Curley. Mereka terkejut tentang siapa yang menulis surat kepada anak mereka yang masih berusia 10 tahun.
Keterkejutan keluarga Daragh kian bertambah saat mereka mengetahui kalau yang menulis surat itu adalah Jurgen Klopp, Pelatih Liverpool. Dalam surat itu, Klopp menjelaskan alasannya menolak permintaan Klopp.
Manchester United sendiri mengakui kalau mereka bangga dengan aksi dari Daragh. Aksi Daragh ini menunjukkan passion salah seorang fan demi timnya. Boleh jadi Daragh akan menjadi salah satu fan fanatik MU di waktu yang akan datang.
Aksi tulisan surat dari seorang bocah dan balasannya dari Klopp ini menunjukkan sisi kemanusiaan dari sebuah sepak bola.
Seorang bocah mempunyai jalan pikirannya sendiri tentang sepak bola dan seluk beluknya. Sementara Klopp juga berusaha menempatkan dirinya pada niat dari seorang bocah yang menulis surat untuknya.
Pada titik seperti ini, kita patutnya berbangga dengan pengaruh sepak bola yang melampaui konteks lapangan hijau.
Di luar lapangan hijau, ada harapan pada suporter mengenai tim yang didukung. Harapan itu dibaluti perasaan para suporter saat kalah maupun menang.
Saat menang, para suporter ingin agar kemenangan itu bertahan untuk sekian waktu. Kemenangan itu pun patut dirayakan sebagai bagian dari kehidupan.
Tetapi saat kalah dan melihat tim lain menang, ada rasa sakit hati. Sakit hati dibarengi dengan asa agar tim lawan bisa kandas.
Surat yang ditulis oleh Daragh Curley merupakan harapan seorang fans untuk timnnya semata. Kemenangan yang dibuat Liverpool adalah sesuatu yang sulit untuk dipahami untuk pikiran seorang bocah.
Dia hanya berharap laiknya seorang bocah agar tim lain terlebih khusus klub favoritnya, Manchester United bisa menang dan musuh bebuyutan timnya, Liverpool bisa kalah.
Sepak bola mempunyai gambaran kehidupannya sendiri. Ada banyak kisah menarik yang bisa menjadi pelajaran bagi hidup kita. Pelajaran itu bermula dari lapangan hijau yang merambat pada sisi-sisi kehidupan harian kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H