Sejak virus Corona menjadi trending topik dan persoalan di dunia, hingga saat ini Indonesia belum melaporkan satu kasus pun yang berhubungan dengan virus Corona.
Padahal beberapa negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Filipina, Australia dan Thailand sudah menemukan kasus penyakit yang berhubungan dengan virus Corona.
Sebagai warga negara Indonesia, kita pastinya tidak ingin agar kasus virus Corona ini masuk ke tanah air. Apalagi menimbang kualitas fasilitas kesehatan yang kita miliki bila dibandingkan dengan Cina dan Singapura.
Cina saja yang berhasil membangun rumah sakit dalam jangka waktu 6 hari mengalami kesulitan menanggulangi virus Corona yang bermula dari Kota Wuhan, provinsi Hubei ini.
Apalagi Indonesia, yang mana di beberapa tempat standar fasilitas kesehatan masih berada di bawah kualitas yang ideal.
Tidak adanya laporan kasus virus Corona di Indonesia menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahu dari para ahli universitas Harvard.
Apalagi di suatu kesempatan, 5000 turis Cina berkungjung ke Bali. Mereka pun meninggalkan Indonesia sepekan yang lalu.
Indonesia baru mengeluarkan larangan travel antara Cina dan Indonesia pada tanggal 5 Februari. Sebelum larangan ini keluar, ada 134 penerbangan seminggu dari Cina yang membawa 5000 turis per hari.
Bahkan 285 orang yang dipulangkan dari kota Wuhan dan dikarantina di pulau Natuna beberapa pekan lalu dinilai bebas dari virus Corona.
Meski demikian, para penelita dari Harvar T.H. Chan School di Amerika Serikat menilai kalau Indonesia perlu meningkatkan pengamatan pada situasi yang terjadi di Indonesia.
Hal ini menimbang kalau Indonesia masih menerima turis asal Cina padahal beberapa negara sudah menutup pintu penerbangan dari Cina. Berdasarkan analisa statistik para ahli ini, virus Corona dinilai sudah masuk di Indonesia (nytimes.com 11/2/20).