Berita hoaks ikut mewarnai penyebaran wabah virus corona. Jadinya, kita seolah sedang berhadapan dengan dua virus sekaligus. Virus Corona dan virus berita hoaks tentang virus corona.
Berita hoaks juga terlihat berbahaya. Karena berita hoaks tentang virus corona, beberapa orang merasa dirugikan. Sebagian besar orang merasa cemas dan mempunyai pandangan yang salah.
Salah satu pihak yang paling dirugikan dari berita hoaks adalah mereka yang melekat dengan label Cina.
Ini terjadi di salah satu provinsi Abra, bagian utara di Filipina. Provinsi ini ratusan kilometer dari kota Manila. Butuh tujuh sampai delapan jam dari provinsi itu ke kota Manila.
Menurut berita di TV dan media massa, dinas kesehatan di kota Manila telah menemukan kasus yang berhubungan dengan virus Corona.
Sontak saja, hal ini menjadi buah bibir banyak orang di Filipina. Media sosial juga tidak luput memberitakan hal ini.
Persoalannya, saat berita itu sudah dibumbuhi dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta. Jadinya, yang tersebar adalah aneka berita hoaks yang menimbulkan kecemasan dan merugikan pihak-pihak tertentu. Â
Hal ini terbukti dari dua pusat bisnis di provinsi Filipina tersebut. Seorang ibu berkisah mengenaik dampak berita hoaks tentang virus corona pada dua pusat bisnis di provinsi itu.
Karena pengaruh berita hoaks yang menyebar di media sosial, kedua pusat bisnis itu menjadi sepi. Padahal setiap hari, kedua tempat itu dibanjiri oleh banyak orang karena harganya murah meriah.
Namun situasi berubah saat berita hoaks hadir. Berita hoaks ikut mempengaruhi bisnis kedua bisnis itu. Padahal belum ada bukti dan kasus yang mengarah pada virus Corona. Apalagi letak provinsi itu dengan kota Manila berjauhan.
Sikap segilintir orang tentang virus Corona kadang berlebihan dan tidak bijak. Menyikapi tentang virus Corona, kita mungkin perlu belajar dari aksi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang.
Sikap Jepang terhadap virus Corona mendapat sanjungan dari banyak orang Cina. Salah satu sebab dari sanjungan rakyat Cina kepada pemerintah Jepang karena negara Samurai ini mendonasikan 1 juta masker ke kota Chendgu dan 30.000 masker dari kota Oita, Jepang ke kota Wuhan.