Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyikapi Virus Corona Perlu Belajar dari Jepang, Bukan dari Hoaks

5 Februari 2020   08:03 Diperbarui: 5 Februari 2020   18:38 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
An inside view on the hospital on Feb. 2. STR, AFP via Getty Images

Donasi 1 juta masker ini mendapat perhatian dunia media sosial. Hastag #Japan sends 1 million face masks to aid Wuhan# dilihat oleh 500 juta kali di salah satu media sosial Cina, Weibo (qz.com 4/2/2020).

Atas sikap Jepang, salah satu juru bicara dari kementerian luar negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan kalau itu menunjukkan sebuah persahabatan. Bahkan dia mengatakan relasi antara Cina dan Jepang dengan ungkapan "persahabatan adalah kekal" (frienship is everlasting).

Selain bantuan kemanusiaan, Jepang juga terlihat lebih solider dengan pemerintah Cina. Dalam hal perjalanan penerbangan, Jepang hanya melarang penerbangan dari kota Wuhan dan bagi mereka yang menerbitkan paspor di provinsi Hubei. Jadi, tidak semua orang Cina dilarang berpergian ke Jepang.

Sebaliknya beberapa negara sudah melarang rute penerbangan apa pun dari Cina. Salah satunya, Taiwan yang merupakan tetangga Cina membuat aturan ketat dalam soal travel.

Pemerintah Taiwan dengan tegas dan ketat mengeluarkan larangan travel bagi warga negara Cina. Pemerintah Taiwan juga melakukan pembatasan ekspor masker ke Cina.

Padahal dilihat dari faktor sosial-budaya, Taiwan seharusnya lebih solider dengan Cina yang dinilai sebagai saudara tua.

Jepang menunjukkan sikap sebagai seorang sahabat. Sejarah masa lalu antara Cina dan Jepang diabaikan. Nilai kemanusiaan lebih penting daripada aneka kepentingan politik dan ekonomi.

Pada situasi di mana Cina sedang berjuang menghadapi wabah virus Corona, Jepang berusaha berdiri bersama Cina. Faktor kemanusiaan menjadi perhatian dari Jepang.

Jepang mengajarkan kalau aksi kemanusiaan lebih berharga daripada aneka spekulasi dan berita hoaks di internet. Di tengah krisis yang terjadi, kita mesti belajar untuk saling membantu.

Berita hoaks hanya akan menciptakan persoalan baru. Sebaliknya aksi kemanusiaan dan kebaikan bisa membantu sesama yang berkesulitan. Hal itu juga bisa mengakhiri kemelut yang terjadi.

Hemat saya, berita hoaks bisa dilawan dengan aksi dan perbuatan baik. Semakin banyak perbuatan baik yang dilakukan dan ditunjukkan, berita hoaks pun bisa terbenam di tengah arus kebaikan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun