Pengaturan waktu menjadi bagian yang sangat penting bagi jadwal hidup harian. Dalam satu hari, setiap orang sekiranya sudah mengdistribusikan waktunya seturut porsi kegiatan hidup harian.
Misalnya, ada waktu istirahat dan ada pula waktu bekerja. Ada waktu bersama keluarga dan ada pula waktu di luar rumah.
Prinsipnya, ada alokasi waktu untuk setiap kegiatan yang berlangsung selama sehari. Jadinya, hidup tidak menjadi monoton.
Orang yang sudah terbiasa mengikuti pola hidup dengan aturan yang teratur setiap hari bisa menjadi bingung, kecewa dan bahkan marah saat pola hidup harian diubah. Perubahan itu terjadi karena ketidakdisiplinan pihak tertentu atau juga karena faktor situasi yang berbeda.
Ada juga orang yang begitu sensitif dengan ketepatan waktu. Keterlambatan bukan bagian dari kamus aturan hidup harian mereka.
Saat mereka terlambat, mereka cenderung akan menyesali dengan keterlambatan tersebut. Atau mereka juga akan marah dan kecewa dengan pihak yang menjadi penyebab dari keterlambatan tersebut.
Di balik pola hidup dengan jadwal hidup yang teratur dan tepat waktu, ada juga sekelompok orang yang hidup menurut pola aturan waktu yang tidak teratur.
Mereka tidak mempunyai waktu yang jelas dan teratur. Terlambat bukanlah persoalan. Saat terlambat mereka akan berdalil dengan pelbagai alasan.
Salah satu alasan yang selalu saya jumpai adalah mentalitas "jam karet."
Karet merupakan benda yang elastis. Karena elastis, karet gampang ditarik seturut kemauan kita.
Saat diasosiakan dengan waktu, yakni "jam karet," jadinya waktu pun gampang ditarik dan diatur seturut kemauan dan situasi.