Memang benar yang dikatakan dengan ungkapan kalau "jiwa yang sehat selalu berdampak pada fisik yang sehat." Masalah pengkhianatan itu melukai jiwa sang ibu yang bermuara pada sakit fisik. Akhir-akhir ini, kondisi ibu Amara begitu menurun.
Betapa tidak dii balik keharmonisan ternyata tersembunyi pengkhianatan. Kesetiaan yang dijaga bertahun-tahun berakhir dengan berita buruk.
Kisah dari ibu Amara ini merupakan salah satu kisah pilu yang mengitari kehidupan para ibu dewasa ini.
Ibu adalah seorang perempuan. Ikatan pernikahan menjadikan mereka sebagai seorang istri. Karena hasil dari buah pernikahan mereka, dia menjadi seorang ibu.
Sebagai seorang istri, dia mempunyai tanggung jawab tertentu kepada sang suami. Sebagai seorang ibu, dia bertanggung jawab tidak hanya pada sang suami, tetapi juga kepada anak-anak.
Figur ibu selalu menjadi salah satu pusat kehidupan berkeluarga. Tidak heran, anak-anak menjadi dekat dengan figur ibu. Setiap persoalan yang terjadi, ibu kerap menjadi sandaran pertama untuk meluapkan persoalan tersebut.
Di balik itu juga, tidak sedikit ibu juga mempunyai kekuatan untuk menyimpan persoalan di dalam hati mereka.
Contohnya dari kisah Ibu Amara. Meski dia mengetahui suaminya telah berkhianat beberapa pekan setelah suaminya pensiun, dia tidak sedikit pun berniat untuk menceraikan suaminya.
Bahkan sepekan lalu, sang suami tiba-tiba meninggal dunia. Suaminya terkena serangan jantung. Amara dengan terbuka menerima jenasah suaminya di rumah. Dia juga berusaha menguatkan anak-anak mereka untuk menerima situasi itu dengan tabah.
Selama beberapa hari hingga hari ini, ibu Amara selalu menjadi orang pertama yang menyambut tamu-tamu yang datang untuk melayat. Dia tetap seorang istri dan ibu dari sebuah keluarga.
Persoalan masa lalu pastinya membekas. Tetapi hati sebagai seorang istri dan ibu menguatkannya untuk memikul persoalan tersebut.