Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mikel Arteta, Mampukah Mengembalikan Kejayaan Arsenal?

18 Desember 2019   07:13 Diperbarui: 18 Desember 2019   19:15 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arsenal belum bisa keluar dari kubangan krisis setelah Unai Emery dipecat sebagai pelatih. Kekalahan dari Manchester City (0-3) membuat tim asal kota London ini semakin terpuruk. 

Sejauh ini, Arsenal berada di posisi ke-10 dengan mengoleksi 22 poin. Selisih 27 poin dari peringakat pertama, Liverpool. Freddie Ljungberg rupanya tidak memenuhi ekspatasi fans Arsenal. Lubang yang ditinggalkan oleh Unai Emery tidak ditutup dengan baik oleh Ljunberg.

Ljungberg tidak patut disalahkan. Sebagai mantan asistan pelatih dari Unai Emery, Ljungberg tentunya merasa kesulitan untuk menemukan ritme terbaik dari para pemain the Gunners.

Bisa jadi juga, para pemain juga masih melihat sosok Ljungberg sebagai wajah lain dari sistem yang telah dibangun oleh Unai Emery. Alhasil mood dan semangat para pemain tidak berubah.

Jadi, pilihan untuk mengganti pelatih dari atmosfir dan lingkungan yang berbeda menjadi pilihan yang tepat untuk Arsenal. Pelatih itu bisa membawa angin baru berupa pengalaman, strategi dan sistem kerja yang baru.

Setelah Unai emery dipecat, banyak nama yang mengangkasa di langit Emirates Stadion. Namun dari pelbagai nama yang muncul, kelihatannya penentuan itu mengerucut pada satu nama.

Seperti yang diberitakan dalam Mirror.com (18/12), untuk sementara Mikel Arteta menjadi calon kuat sebagai pelatih Arsenal.

Bahkan diberitakan juga kalau Mikel Arteta sudah setuju untuk menjadi manajer Arsenal dalam jangka waktu kontrak tiga setengah tahun.

Pertandingan melawan Everton pada pekan depan akan menjadi ujian pertama bagi Arteta. Pertandingan yang tidak gampang, tetapi ini akan menjadi langkah awal yang bisa menentukan karir kepelatihan Arteta di Arsenal.  

Apabila Mikel Arteta (37 tahun) resmi menjadi manajer Arsenal, dia bisa menjadi salah satu pelatih termuda yang dimiliki oleh klub-klub besar Eropa saat ini.

Mikel Arteta bukanlah wajah asing di Arsenal. Dia pernah bermain bersama Arsenal pada musim 2011-16.  Mantan pemain berpunggung 8 dan berposisi sebagai gelandang ini mempunyai peran vital saat berseragam Arsenal.

Selama lima musim berseragam Arsenal (2011-16), Arteta berhasil bermain 110 kali dan mencetak 14 gol.

Ironisnya, setelah pensiun dari Arsenal di tahun 2016, Arteta malah mendarat di Manchester City. Dia menjadi bagian dari salah satu staf kepelatihan. Kehadiran Arteta di Manchester City tidak lepas dari pengaruh Pep Guardiola yang di kontrak pada tahun 2016.

Boleh jadi, Guardiola tidak hanya menyukai gaya permainan dan peran Arteta di lapangan hijau, tetapi koneksi di antara keduanya.

Arteta memilik DNA La Massia, Barcelona. Di awal karirnya sebagai pemain sepakbola, sebelum dipinjamkan ke Paris saint-Germain (2001/02), Arteta pernah bermain untuk Barcelona C dan Barcelona B.

Mantan kapten Arsenal ini terlihat menjadi pilihan utama dan terakhir bagi Arsenal. Pertanyaanya, mampukah Arteta mengembalikan kejayaan Arsenal?

Arteta mempunyai tanggung jawab besar bila saja dia resmi kembali ke Arsenal. Dia mesti mengembalikan semangat anak-anak Arsenal pada jalur kemenangan. Arsenal mesti kembali menjadi raja di "top four" Liga Inggris. Saya kira ini adalah harapan banyak fans the Gunners.

Hemat saya, ada satu hal yang bisa menjadikan Arteta sebagai pilihan tepat sebagai manajer Arsenal. Pengalaman Arteta bersama Pep Guardiola bisa menjadi bekal bagi Arteta untuk membangun Arsenal. 

Bukan lagi rahasia kalau Arsenal juga mempunyai gaya permainan yang serupa dengan "tika-taka." Gaya permainan ini menekankan penguasaan bola dengan pressing tinggi dari para pemain di area pertahanan lawan.

Bahkan Pep Guardiola sewaktu melatih Barcelona tidak menyembunyikan kekagumannya pada gaya permainan Arsenal sewaktu masih dilatih oleh Arsene Wenger.

Dengan bekal pengalaman Arteta bersama Guardiola selama 3 tahun, Arteta bisa membawa kembali gaya permainan itu sembari memberikan hasil yang positif bagi Arsenal.

Arteta akan mempunyai kebebasan kalau melatih Arsenal. Dia tidak lagi berada di bawah bayang-bayang Guardiola. Ilmu dan pengalaman yang didapatkan dan dipelajari bersama Guardialo menjadi catatan untuk membangun Arsenal. 

Ilmu dan pengalaman itu bisa dipadukan dengan pengalaman Arteta saat berseragam Arsenal. Dia sudah mengenal Arsenal dan pengalamannya dari pelatih dan klub lain bisa dipadukan dalam skuad Arsenal.

Kepergiaan Arteta ke Arsenal mungkin melukai hati fans Manchester City. Betapa tidak, banyak fans melihat Arteta sebagai suksesor dari Guardiola kalau kelak Guardiola meninggalkan Manchester City.

Bahkan di tahun 2018, M. City pernah menjanjikan Arteta sebagai pelatih di M. City menggantikan Guardiola (Mirror. Com 18/19). Dengan ini, M. City melihat dan menyadari potensi yang dimiliki oleh Arteta sebagai seorang pelatih.

Namun, potensi yang dimiliki oleh Arteta itu malah mendarat ke Arsenal. Dengan potensinya itu, para fans Arsenal pastinya berharap agar Arteta mampu membawa Arsenal pada masa kejayaan seperti di masa silam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun