Pemecatan merupakan salah satu konsekuensi menjadi seorang pelatih. Terlebih lagi kalau sang pelatih itu mengarsiteki klub dengan tuntutannya dan sejarah hebat. Keputusan pemecatan kadang kali terlihat "tergesa-gesa."
Ini bisa saja terjadi karena tekanan yang muncul dari dalam dan luar klub yang mendorong manajemen untuk melakukan pemecatan. Â
Salah satu alasan pemecatan seorang pelatih adalah karena sang pelatih itu dinilai tidak menginspirasi dan mengantarkan timnya pada jalur kemenangan dan gelar.
Prinsipnya, seorang pelatih dikontrak agar klub bisa menang dan meraih gelar. Saat prinsip ini diabaikan, status sebagai pelatih pun menjadi korban. Â
Ini terbukti pada beberapa pelatih dari klub ternama beberapa pekan terakhir.
Sebut saja, Arsenal yang mesti memecat Unai Emery. Napoli memecat Carlo Ancelotti meski dia berhasil mengantarkan Napoli pada fase grup liga champions. Totenham Hotspur memecat Mauricio Poccehtino. Umumnya, mereka dipecat karena hasil negatif yang diraih oleh klub. Â
Namun saat seorang pelatih selalu memberikan hasil yang positif, dia mesti dipertahankan dan bahkan dijaga dari bidikan klub-klub lain. Salah satu metode penjagaannya yakni dengan memperpanjang kontrak dari sang pelatih.
Bukan rahasia lagi kalau pelatih yang berprestasi selalu menjadi target tim-tim lain apalagi tim-tim yang mempunyai kekuatan finansial yang mumpuni.
Kalau tidak dilindungi dengan perpanjangan kontrak dengan jaminan tertentu, sang pelatih bisa saja tergiur pada tawaran klub lain.
Jurgen Kloop menjadi salah satu pelatih yang menunjukkan performa positif bersama Liverpool pada musim ini. Sejauh ini hingga pekan ke-16 kompetesi Liga Inggris, dalam kompetesi domestik, Liverpool tak sekalipun mengecap kekalahan. 15 menang, dan 1 kali seri.
Akibat pencapaiannya ini, Liverpool bisa menjauh dari pesaing terdekat Leicester City dengan selisih 8 poin. Manchester City yang sebelumnya digadang sebagai pesain terdekat Liverpool malah terkapar di posisi ketiga dengan selisih 14 poin dengan Liverpool.