Profesi saya bukanlah seorang guru. Saya hanya pernah memiliki setahun pengalaman magang menjadi guru di sebuah sekolah. Waktunya pun setiap akhir pekan. Itu pun terjadi karena bagian dari program sewaktu masih berkuliah.
Meski demikian, pengalaman sebagai seorang sisma untuk sekian tahun meninggal aneka kenangan tentang figur seorang guru.
Umumnya seorang siswa bisa membedakan dan menilai seorang guru. Penilaian pun bergantung pada pembawaan diri para guru dalam keseharian mereka di sekolah.
Satu hal yang membekas dari pengalaman singkat menjadi seorang guru yakni guru adalah profesi yang mulia. Kemuliaan mereka nampak saat mereka berhasil mendidik siswa menjadi terarah dalam bertingkah dan tahu dalam berpikir.
Pastinya seorang (mantan) siswa juga senang pada guru yang berhasil memberikan cap positif lewat metode yang dipakainya atau pendekatan yang diberikannya.
Dengan metode dan pendekatan tertentu, hampir setiap hari seorang guru berusaha mendidik banyak siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Tujuannya hanya satu yakni agar para siswa itu bisa bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Â
Selain itu, kemuliaan seorang guru terjadi saat dia bisa mengenal anak-anak murid mereka dengan baik.
Saya sangat kagum dengan figur guru yang mengenal anak-anak muridnya dengan baik. Bahkan dia masih bisa mengenal anak-anak muridnya saat mereka sudah tamat.
Seorang guru tidak saja mengenal siswa dari nama mereka, tetapi bahkan latar belakang dari setiap siswa.
Tidak heran, saat terjadi persoalan yang menimpah murid tertentu, sang guru bisa melihat sebab persoalan itu dengan mengaitkannya pada latar belakang sang siswa. Dengan demikian guru itu bisa memberikan solusi yang tepat sasar karena dia mengenal siswanya dengan baik.
Karenanya, sangat susah kalau seorang guru tidak mengenal para siswanya dengan baik.
Kadang ada guru yang mengenal anak murid karena kelebihan mereka. Kalau anaknya berprestasi baik dan berasal dari latar belakang tertentu, dia bisa mendapat tempat di pikiran guru itu. Tetapi kalau penampilan di kelas biasa-biasa saja, boleh jadi siswa itu kurang mendapat perhatian.
Mengenal setiap anak murid dengan baik adalah kelebihan seorang guru. Pada titik ini, relasi antara guru dan murid tidak sebatas pada aspek fungsional. Tetapi lebih dari itu relasi itu bisa menembus batas itu. Bisa saja, relasi itu bisa serupa antara relasi antara anak dan orangtua.
Relasi Murid dan Guru, antara anak dan Orangtua.
Orangtua mengenal baik anak-anaknya. Karena mereka mengenal dengan baik anaknya, mereka juga tahu bagaimana mendidik anaknya itu. Mereka juga tahu sisi-sisi kepribadian seorang anak yang bisa menjadi referensi dalam mendidik anak mereka.
Begitu pula kalau relasi antara guru dan murid serupa antara orangtua dan anak-anak. Di sini guru tidak hanya mengenal nama dari murid-muridnya, tetapi lebih dari itu seorang guru bisa mengenal sisi tertentu dari murid-muridnya. Dia bisa mengenal murid-muridnya sebagaimana orangtua mengenal anak-anak mereka.
Mengenal para murid dengan baik adalah salah bentuk dan metode bagaimana nilai pendidikan diberikan.
Hemat saya, akan sangat susah kita menanamkan nilai-nilai kehidupan tanpa kita mengenal siapa yang menjadi tujuan dari pemberian nilai-nilai itu. Sebelum nilai-nilai itu ditanam, mesti sudah terbangun sebuah relasi.
Misalnya, kita ingin menanamkan nilai-nilai tertentu kepada para siswa tetapi kita tidak mengenal mereka dengan baik.
Pada titik ini, nilai-nilai itu bisa saja tidak diterima dengan baik oleh semua siswa. Karena mereka merasa tidak mempunyai hubungan dengan guru sebagai pemberi nilai-nilai itu. Â
Saya kira akan lebih baik kita membangun relasi dan mengenal mereka dengan baik sebelum kita menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada mereka. Saat kita mengenal mereka dengan baik, saat itu pula kita menguatkan sebuah relasi.
Bagaimana pun juga, relasi yang akrab adalah medium yang bisa melapangkan nilai-nilai itu ditransferkan dengan baik kepada para siswa. Â
Proses pengenalan antara guru dan murid adalah salah satu cara untuk menjadikan pendidikan bisa mempunyai dampak. Bandingkan saja lewat dampak pendidkan di rumah. Pendidikan di rumah berdampak baik karena orangtua mengenal baik anak-anak mereka.
Saat mereka mengenal baik anak-anak mereka, mereka akan tahu bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada mereka.
Begitu pula relasi antara guru dan para murid. Seorang guru mesti berusaha sedemikian untuk bisa mengenal murid-muridnya dengan baik. Dengan itu, guru bisa tahu metode dan cara apa yang tepat untuk mendekati seorang siswa dalam proses pendidikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H