Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jagalah Janji Nikah Agar Anak Memahami Makna Sebuah Keluarga

16 November 2019   12:23 Diperbarui: 16 November 2019   12:23 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak lainnya kepada anak-anak. Perceraian bukanlah perkara gampang pada perkembagan mentalitas anak-anak. Apalagi kalau anak-anak belum terlalu paham dan tidak menerima realitas itu.

Terlebih lagi kalau kedua belah pihak tidak memberikan penjelasan dan pemahaman yang baik kepada anak tentang realitas yang terjadi. Hal itu bisa saja mempengaruhi perkembangan mentalitas anak-anak.

Bisa saja ada sakit hati dan kecewa pada diri anak-anak tentang adanya keluarga yang dimilikinya dan kehadiran dirinya di tengah keluarga tersebut. Kalau hal ini tidak diolah dengan cara yang tepat, hal ini bisa berujung pada karakter, pilihan, dan keputusan hidup anak yang tidak diinginkan.

Jagalah Janji Nikah, Cara Orangtua Mendidik Anak
Pilihan utama dan pertama dalam mendidik seorang anak adalah lewat menjaga janji pernikahan. Saat sepasang suami-istri setia menjaga janji yang mereka ikrarkan, saat itu pula mereka menunjukkan nilai dan makna penting dari kehidupan berkeluarga.

Tetapi saat kedua belah pihak tidak menjaga janji itu, bisa jadi anak-anak tidak melihat makna di balik hidup pernikahan dan berkeluarga. Jadi, pelajaran penting dari kehidupan berkeluarga adalah menjaga janji pernikahan sebelum menanamkan nilai-nilai moral lainnya.

Janji pernikahan itu melingkupi kesetiaan untuk selalu bersama sebagai sebuah keluarga. Janji pernikahan itu nampak pada tanggung jawab dalam membina rumah tangga dan mengarahkan anak-anak pada pendidikan yang baik dan benar.

Biasanya janji pernikahan itu bergantung pada apa yang tertera seturut aturan dan kebijakan institusi pemerintahan, agama dan budaya.

Misalnya, dalam agama Kristen Katolik. Kedua pasangan berjanji untuk menghidupi pernikahan mereka seumur hidup mereka. Janji itu diikrarkan lewat ritus di Gereja dan disaksikan oleh pemimpin upacara (pastor), keluarga dari kedua belah pihak dan undangan lainnya.

Jadi, secara umum siklus kehidupan berkeluarga menyangkut kesetiaan untuk menjaga janji nikah yang sudah diucapkan untuk sekian waktu. Kalau bisa, janji itu dijaga hingga akhir kehidupan dari kedua bela pihak.

Banyak pelajaran yang bisa diperoleh dari kesetiaan dalam menjaga janji nikah. Hal itu bisa mengajarkan tentang makna hidup suami-istri.

Kehidupan suami-istri bukanlah sesuatu yang dicemaskan dan ditakuti karena penyangkalan pada janji pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun