Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menlu Retno Marsudi, Srikandi Jokowi di Luar Negeri

25 Oktober 2019   14:50 Diperbarui: 25 Oktober 2019   15:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari sudah publik tanah air membahas tentang anggota kabinet yang baru. Pembahasannya itu dari pelbagai sisi dan perasaan. Ada yang membahas dari faktor keterkejutan pada kehadiran beberapa figur baru.

Ada faktor yang mempertanyakan pada beberapa figur yang dinilai bisa masuk kabinet meski sebelumnya berseberangan secara politik. Dan masih banyak sisi lain bagaimana publik membahas kehadiran anggota kabinet Indonesia maju.

Terlepas dari wajah-wajah baru yang hadir di kabinet Jokowi periode kedua, kita kiranya juga mengapresiasi beberapa wajah lama yang tetap dipertahankan. Apalagi mereka yang bukan berasal dari latar belakang partai politik.

Bagaimana pun juga, figur-figur yang dipertahankan dan bahkan yang baru ditentukan dari kalangan partai politik cenderung melekat sekali dengan istilah kontrak politik. Mereka bisa saja dipertahankan karena mereka berasal dari partai pengusung presiden. Di sini saya bukan mempersoalkan kompetensi mereka, tetapi penentuan seperti itu kerap tidak menghindari kesan kontrak politik tertentu.

Sementara figur-figur yang bukan berasal dari partai politik atau dari kalangan profisional, mereka bisa saja dipilih dan dipertahankan karena kompetensi yang telah mereka tunjukkan di periode lalu. Toh, untuk apa dipertahankan kalau tidak ada kompetensi di periode lalu, apalagi kalau bukan berasal dari kalangan partai pengusung presiden.

Adalah ibu Retno LP Marsudi yang kembali dipertahankan untuk mengisi kursi kementerian luar negeri. Ibu Retno adalah salah satu figur yang berasal dari kalangan non partai dan masih dipertahankan untuk bekerja di bidang yang sama. Siapa pun pasti bangga kalau dipercayakan untuk menampuk tugas yang sama dalam waktu dua periode.

Bidang urusan luar negeri merupakan keahlian dari wanita yang merupakan alumnus Universitas Gajah Mada dalam bidang hubungan internasional (1985). Setelahnya, dia melanjutkan passionnya dalam bidang studi hubungan internasional ini dengan mengambil kuliah masteralnya di Belanda.

Tidak hanya itu, pengalaman kerjanya sebagai duta besar di beberapa negara Eropa seperti Belanda, Eslandia dan Norwegia ikut membentuk pengetahuannya tentang hubungan internasional. Ini hanyalah segelintir pengalaman hidup yang menjadikan ibu Retno sebagai skrikandi dari Jokowi di luar negeri.

Singkatnya, Jokowi pastinya mengakui kompentensi ibu Retno di lima tahun lalu. Lebih jauh, kepercayaan yang diemban di lima tahun lalu bisa saja tidak mengecewakan dan karenanya kepercayaan itu bisa dilipatgandakan untuk lima tahun kemudian.

Dalam arti, yang sudah ditanam dan dibentuk di lima tahun pertama bisa dikembangkan lebih lanjut. Ibu Retno pun dipandang sebagai orang yang tepat untuk melakukan hal itu. Ibu Retno adalah perempuan pertama Indonesia yang menjadi menteri luar negeri. Jabatan ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Urusan luar negeri bisa saja lebih rumit dari persoalan di dalam negeri.

Saya katakan lebih rumit karena beliau bersentuhan dengan aneka negara yang membawa latar belakang yang berbeda-beda. Di balik itu, Pendekatan pada satu negara tidak sama dengan negara yang lainnya. Apalagi dampak dari globalisasi sekarang ini yang mau tidak mau menuntut fondasi yang kuat dalam berelasi dengan negara lain. Untuk membangun fondasi yang kuat, negara pastinya membutuhkan sosok yang tepat.

Pada penentuannya sebagai menlu di periode kedua ini, Ibu Retno mendapat pesan dari Jokowi untuk memperkuat diplomasi ekonomi. Penguatan diplomasi ekonomi ini salah satunya akan bersentuhan dengan investasi bangsa. Sumber daya manusia dan alam kita akan diperhitungkan oleh negara lain kalau adanya relasi yang akrab dengan mereka.

Kita mungkin masih ingat pada keluhan Jokowi pada lemahnya investasi asing ke Indonesia. Keluhan itu terlahir dari kepergian investasi asing karena lebih tertarik untuk berinvestasi ke negara-negara lain di Asia Tenggara.

Persoalan investasi ini akan menjadi PR besar bagi menlu untuk mengundang investor asing masuk ke tanah air. Pada titik ini, ibu Retno bisa menjadi garda terdepan untuk melihat dan membangun peluang agar investor asing tertarik datang ke Indonesia.

Saya kira penentuan kembali ibu Retno menjadi menlu tidak lepas dari ragam prestasi yang diraihnya pada periode pertama. Salah satu prestasi yang dicapai oleh menteri kelahiran Semarang, 27 November 1962 ini adalah mampu membawa Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-20. (Kabar 24.Bisnis.com 21/10/19). Ini hanyalah salah satu dari beberapa prestasi yang dicapai oleh menlu Retno di lima tahun lalu.

Lima tahun ke depan ibu Retno akan bekerja keras untuk membangun diplomasi ekonomi dengan pelbagai negara. Diplomasi ekonomi ini bisa berhasil bergantung juga pada kondisi politik tanah air. Bukan rahasia lagi kalau saat kondisi politik tanah air carut marut, situasi ekonomi pun ikut porak poranda. Saat negara aman, pastinya investor asing tertarik untuk datang ke sini.

Jadi ibu Retno tidak sendiri bekerja membangun diplomasi ekonomi dengan negara lain. Beliau juga membutuhkan peran serta dari pelbagai sektor dan kementerian di dalam negeri. Paling kurang, ibu Retno melakukan apa yang semestinya dilakukan seturut bidangnya. Dan yang di dalam negeri bisa menyiapkan lahan yang ramah untuk investor asing.

Gobin Dd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun