Apa alasan mendasar kita menyelenggarakan sebuah pesta? Ada pelbagai macam alasan dan momen untuk membuat pesta. Bisa jadi alasan membuat pesta adalah rasa sukacita dan syukur karena momen tertentu.
Beberapa pesta yang mungkin pernah kita hadiri dan alami di antaranya pesta ulang tahun, nikah, weeding anniversary dan masih banyak lagi. Kita membuat pesta seperti itu karena ada momen yang mesti dirayakan dan dikenang.
Namun di balik momen itu, satu hal yang juga mendasari kita membuat pesta yakni karena kita "mampu" secara finansial. Singkatnya, ada pesta karena ada uang.
Kalau kondisi finansial kurang mendukung, pastinya kita mesti berpikir seribu kali untuk merayakan momen yang berharga itu. Kita mesti berpikir secara mendalam agar kita tidak terjebak pada kesenangan sesaat tetapi kemudian terpenjara sekian waktu karena persoalan keuangan.
Pinjam Uang untuk Pesta, Salahkah?
Pertama-tama, tidak salah kita membuat pesta. Itu merupakan hak siapa saja. Apalagi pesta itu dibuat untuk merayakan momen tertentu. Mungkin dengan adanya pesta, momen yang kita rayakan itu semakin meriah dan itu menjadi kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Persoalannya yang mungkin terjadi adalah pesta dibuat karena modal pinjaman. Pinjam uang di tetangga, teman dan bahkan di koperasi atau bank hanya untuk membuat pesta.
Namanya pinjam uang berarti kita mesti berutang sejumlah uang untuk pesta tertentu. Singkatnya, kita mesti berutang untuk jangka waktu tertentu sementara suasana pesta hanya terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Mengapa meminjam uang untuk pesta menjadi persoalan? Hemat saya, kita meminjam uang karena dasarnya adalah adanya kebutuhan mendesak yang mesti segera dipenuhi. Kita meminjam uang karena tidak pilihan lain. Mau tidak mau, kita meminjam uang orang lain agar masalah itu bisa terselesaikan.
Tidak sedikit orang juga yang berharap kalau berkat pesta, uang pinjaman bisa dikembalikan. Jadinya, berharap pada pesta untuk menutup pinjaman itu.
Seperti misal, membuat pesta nikah. Sejumlah uang dikeluarkan. Kalau jumlah uang tidak cukup seturut pesta yang diinginkan, maka pinjaman dana dari pihak lain menjadi alternatif. Pinjaman ini dibuat dengan harapan ini akan ditutup oleh hasil pesta.
Tentunya, pinjaman itu bisa pulang kalau hasil pemberian dari pihak yang diundang bernilai besar. Tetapi kalau tidak, dampak selanjutnya adalah hidup dalam kondisi berutang.
Sekali lagi, membuat pesta bukanlah persoalan. Yang paling penting adalah perencanaan kita berupa anggaran pesta. Kalau memang tidak mampu, kita sebaiknya membuat acara seturut kemampuan keuangan.
Pesta Membutuhkan Rencana yang Matang
Membuat pesta juga butuh persiapan. Persiapan itu menjadi tolok ukur bagi kita menilai sejauh mana kita mampu membuat pesta.
Persiapan itu sendiri melibatkan seberapa besar rencana anggaran yang akan dialokasikan. Jadinya, ukuran pesta bergantung pada kemampuan anggaran. Bukan sebaliknya, anggaran dipaksakan untuk berpesta.
Kalau pesta mengikuti anggaran, kita bisa tahu seberapa besar pesta yang kita selenggarakan. Kita tahu kemampuan kita. Tetapi kalau kita berjalan tanpa perencanaan yang matang, kita akan cenderung menutup kekurangan dengan meminjam uang orang lain. Hasil akhir, berutang adalah pilihan untuk menutup kekurangan dalam menyelenggarakan pesta.
Kita boleh menyelenggarakan jenis pesta apa saja. Yang terpenting kita mempunyai rencana yang matang agar kita bisa tahu kemampuan finansial kita. Kita mesti mempunyai rencana yang baik agar kita tidak berutang uang orang lain.
Membuat pesta hanya untuk kesenangan tetapi terbelenggu utang adalah sesuatu yang mungkin kita semua tidak kehendaki. Karenanya kita sekiranya membuat pesta sesuai kemampuan finansial dan dibuat berdasar rencana yang matang.
Gobin Dd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H